Day 122 of 366.
Selamat sampai di Mei, ya
Terimakasih untuk setiap hari terus berlatih mengolah berbagai
macam emosi. Berlatih untuk berani menerima akan banyak hal tanpa mengecilkan
dan menolak akan hal untuk yang bukan diporsikan.
Hebat! selama ini masih terus bertahan. Bergerak tumbuh
bersama untuk berlatih terus memberi, mengasihi. Tidak mendaftar yang terbilang
dengan pamrih, diiringi dengki.
Semua tidak gampang, tapi itu sudah kamu lakukan. Dengan tetap tidak
berhenti untuk berlatih memeroses, membulatkan kemudian memutuskan,
berlaku dan berpikir jujur, tidak berhenti latihan untuk bilang maaf, tolong,
terimakasih.
Tetaplah seperti ini, ya. Terimakasih sudah berjuang sampai
saat ini.
. . .
-SEEYOUU
When I See You (*)
Catatan
Source image: selular.id |
Kemarin, setelah mandi, dah ganteng dan bersiap berburu stok
pangan untuk memenuhi nutrisi selama karantina, dapat broadcast-an di GWA
kost-an, isinya informasi kalo Kementrian Kominfo dan Kementrian BUMN telah
berkolaborasi guna mendevelop sebuah aplikasi untuk tracing, tracking, dan fencing.
Aplikasi salah satu ikhtiar yang dikembangkan guna memutus rantai penyebaran
dan mencegah pandemi covid-19 di Indonesia.
Karena penasaran gimana cara kerjanya dan gimana model
aplikasinya, aku langsung meluncur cek ke playstore, karena daku pengguna
android. Dan ternyata udah ada di playstore loh! Coba untuk pengguna iPhone
ntar infoin ya udah ada di AppStore apa belum. Aku mau ngecek tapi gapunya
iPhone :). Oiya, search di playstore dengan keyword,
PeduliLindungi
Nah, setelah berhasil nginstall aku langsung coba buka
aplikasinya. Muncul flashscreen nya, terus ada pengenalan singkat si
aplikasinya dengan fitur-fiturnya. Kalo udah dibaca dengan seksama langsung
pencet ‘Jadi Partisipan’ aja.
Dan iyak betul, aplikasi ini akan bekerja sangat powerfull
jika kita masing-masing saling bekerjasama. Saling peduli dan partisipasi
masing-masing kita untuk saling membagikan data lokasinya saat bepergian keluar
rumah.
Screen login |
Nah, setelah itu diarahkan buat ngisi nama lengkap masing-masing dan nomor handphone yang aktif ya, jangan yang dalam masa tenggang. Kalo udah lengkap ngisinya pencet tombol ‘Kirim OTP’, ntar lanjut ke screen verifikasi OTP terus kalo udah masukin one-time password nya pencet Tombol Verifikasi.
Screen verifikasi |
Screen persetujuan, ada tiga point penting yang perlu dibaca dan dipahami dengan saksama. Kemudian kalau udah setuju, pencet tombol ‘Saya Setuju’.
Screen persetujuan |
Lalu izinkan aplikasi untuk mengakses bluetooth dan akses lokasi dengan mengaktifkan gps. Ketika ada gawai lain yang terdaftar di sistem PeduliLindungi maka akan ada pertukaran id anonim yang akan direkam oleh masing-masing gawai tersebut.
Pastikan keluar kaya gitu di notif nya, itu bearti aplikasinya sedang running.
Screen home |
Ini tampilan screen home nya. Ada keterangan update terakhir dengan warna hijau kalo sedang di tempat yang aman.
Setelah mengeksplore PeduliLindungi, aku melanjutkan jihad
untuk berburu stok pangan ke luar dengan starter pack lengkap. Topi, jaket,
celana panjang, masker.
Pas di tempat belanjaan, sambil nunggu mbak kasir nge-scan
barang belanjaan, aku buka handphone lalu muncul gini,
Red zone alert |
Yak si PeduliLindungi ngasih tau kalo aku sedang berada di zona merah, terus kalo udah sekitar 30 menitan di tempat yang masuk zona merah aplikasi ini akan ngasih tau lagi. Cakep!
Terimakasih developer dan tim.
-SEEYOUU
When
I See You (*)
Peduli, Lindungi
Saat tulisan
ini diketik semua masyarakat sedang berada dalam karantina mandiri karena
berlakunya psbb akibat pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia.
Hari ini jumat, bertepatan dengan
hari libur Jumat Agung. Aku seharian tidak bisa beranjak lepas dari tempat
tidur. Sesekali tersadar tapi pengen merem terus terusan, bukan tanpa alasan.
Aku orang
yang pendiam, itu yang aku rasa. Sebagian besar orang-orang di lingkungan ku
sepakat begitu juga. Kata orang-orang enak kalau jadi orang yang pendiam
sepertiku. Banyak hal yang bisa dipikirin dan dirasakan tanpa ada konflik
dengan yang lain.
Ya, hal yang biasa bagiku sampe
10 tahun mungkin, tapi semakin kesini kerasa juga, capek.
Hhmm,
emang aku nggak terbiasa terbuka dan cerita kepada orang lain. Juga dengan
orangtua sendiri. Setiap masalah ya akan menjadi masalahku sendiri, bisa jadi
aku selesein atau kabur menjauh dari hal itu. Hari-hari seperti itu rasanya
selalu panjang, rasanya selalu tenggelam disaat orang-orang lain hanya ngeliat
biasa aja. Seakan baik-baik aja.
Terkadang
aku nggak bisa beranjak dari kasur tanpa ada pemantik yang membawaku kuat untuk
berdiri dan keluar beranjak dari tempat tidur. Di hari tersebut itu rasanya sudah
nggak ada artinya, yang dipikirkan cuma pengen sudah. Mati.
Dan menjalani
hari cuma dengan pikiran “yang penting hari ini terlalui”. Udah gitu aja.
Rasa sesak
yang sudah berlarut-larut dirasain lama-lama menjadi biasa. Mentoleransi rasa
resah cuma agar terlihat normal di hadapan orang lain. Dipaksa dan diharap
selalu ‘baik-baik saja’ oleh semuanya. Di saat sebenarnya sedang teriak-teriak
di dalam kepala dan pengen gebuk-gebukin muka sendiri, jambakin rambut, dan
nangis-nangis sendiri.
YA TUHAN,
CAPEK BANGET!
Kalau
melihat ke belakang dan melihat atas semua hal yang aku lakuin agar terlihat ‘normal’.
Aku akan mengaku, aku sakit hati. Nutup-nutupin banyak hal dan seolah sedang
tidak ada apa-apa.
Umb,
akhir tahun lalu akhirnya aku mencapai titik dimana aku memberanikan bercerita
ke orangtuku dan mencoba seada-adanya.
Aku bercerita,
di hadapanku bapak dan di samping kananku ibu. Di tengah bercerita suaraku
mengecil dengan sendirinya, aku nggak mampu untuk mengeluarkannya lebih keras
lagi, sampai bapak harus mendekatkan telinganya tepat di dekat bibirku agar
bisa mendengar lanjutan ceritaku.
Disitu ibu
mendekapku, memeluk dan dia bilang,
“Pancen gung
wayahmu, le. Sok lek wes wayahmu yo teko”
…
-SEEYOUU
When I
See You
Jumat Agung
Dunia blogging gak seramai dulu, ya
Menurutku, Revolusi Industri 4.0 memengaruhi cara pandang orang yang
mulai 'melek' sebagai individu dalam menyampaikan suatu informasi. Setiap kamu secara
tidak sadar menjadi otomatis
sebagai jalan tol akan peredaran informasi yang sangat pesat. Misalnya di twitter,
dalam hitungan menit saja bisa dengan begitu cepat mendistribusikan sebuah
tweet menjadi Trending Topic.
Kabar baiknya,
Setiap konten yang berhubungan dengan seorang individu ( profil
blog / nama akun media sosial kamu ) bisa menjadi Curriculum Vitae.
Yup!, Minimal nama kamu harus muncul di hasil pencarian search engine google(dot)com atas query nama seseorang. Jadi, siapapun di dunia ini yang membutuhkan sentuhan maupun karyamu dapat dengan mudah mengontak dan bekerjasama.
Yup!, Minimal nama kamu harus muncul di hasil pencarian search engine google(dot)com atas query nama seseorang. Jadi, siapapun di dunia ini yang membutuhkan sentuhan maupun karyamu dapat dengan mudah mengontak dan bekerjasama.
Baca juga: Podcast, Masa Depan Konten
Dan sebagai pada umumnya Curriculum Vitae yang di dalamnya
tertuliskan apa saja yang pernah dilakukan. Dengan ngeblog disertai kenyeh di platform media sosial dan
media blogging, memberikan kamu kemungkinan untuk memperoleh Curriculum Vitae
yang memuaskan.
Soalnya medium tersebut akan mengkonfirmasi siapa sebenarnya kamu? Apa karya kamu selama ini? de el el…
Soalnya medium tersebut akan mengkonfirmasi siapa sebenarnya kamu? Apa karya kamu selama ini? de el el…
Itu salah satunya manfaat kenapa harus nyata di dunia maya.
Mulai aja dulu menjadi nyata di dunia maya dengan nge-Blog. Mungkin ada pada
saatnya nanti menulis Curriculum Vitae untuk melamar anak orang
pekerjaan, tidak diharuskan lagi ditulis lalu diprint. Melainkan hanya dimintai
alamat Blog atau media sosial aja.
Bisa saja kan?
Bisa saja kan?
Gimana menurut kamu? Ayo berbagi di kolom komentar yuk!
-SEEYOUU
When I See You (*)
Ngeblog, Masih Jamankah?
Indonesia bagian timur memang selalu menjadi tujuan plesir
impianku yang belum keturutan sama sekali. Salah satunya yakni Alor. Aku pun juga
ngga tau Alor itu apa dan seperti apa sebelumnya. Sampai denger seorang teman
bercerita, katanya Alor tuh indah nan elok, udah gitu aja. Lalu ya aku gunakan
teknologi bernama Google untuk mencari tau Alor.
Sebuah kabupaten di Nusa Tenggara Timur, Indonesia yang
berbentuk kepulauan. Selain mempunyai keindahan alam yang dapat dilihat
langsung pada daratannya, ternyata juga
memiliki keindahan alam bawah laut yang sungguh memesona. Ikan-ikan langka yang
indah, karang dan tumbuhan laut.
Banyak jalan menuju Alor. Buat aku yang belum pernah ngerasain
naik pesawat. Pilihan pertama tentu dengan terbang dari Jogja menuju Bandara El
Tari Kupang. Nyampe Bandara El Tari, lanjut terbang lagi pake pesawat Wings Air
menuju Bandara Mali di Alor. Penerbangan dari Kupang ke Alor kurang lebih 60
menit, dengan harga tiketnya Rp494.000/org sekali jalan. Bukan pada musim
liburan lo ya a.k.a pada ngga saat peak
season.
Pilihan transportasi lain menuju ke Alor, bagi yang ngga suka
terbang dan menyukai perjalanan laut, yaitu dengan menggunakan kapal PELNI dari
pelabuhan Kupang menuju Kalabahi Alor dengan durasi perjalanan kurang lebih 15
jam.
Kalo udah menginjakkan kaki di Alor, buat mengeksplore bisa
langsung menyewa motor atau mobil. Tentu menyewa kapal akan lebih asyik untuk
menjelajahi antar pulaunya yang punya keindahan masing-masing. Masalah akomodasi
ngga usah khawatir, di Alor udah banyak ditemui hotel mahal sampe yang budget-able. Tapi aku lebih tertarik menginap
di Marangki Kepa sih, yang bisa dipesen via whatsapp langsung. Nih nomor whatsapp nya +6281236200040.
Penginapannya tuh berupa bungalow bergaya tradisional yang dibangun dengan arsitektur kayu lokal disini, beratapkan jerami dan dikelilingi pohon Bania. Lokasinya yang dikelilingi pantai benar-benar menciptakan suasana yang menawan dengan berkonsep eco friendly. Harga per harinya Rp550.000 untuk hunian tunggal. Dalamnya lengkap dengan kamar mandi shower dan double size bed. Plus mendapat makan 3 kali sehari, air mineral, teh, serta kopi yang selalu tersedia di ruang makannya. Keren banget men!
Penginapannya tuh berupa bungalow bergaya tradisional yang dibangun dengan arsitektur kayu lokal disini, beratapkan jerami dan dikelilingi pohon Bania. Lokasinya yang dikelilingi pantai benar-benar menciptakan suasana yang menawan dengan berkonsep eco friendly. Harga per harinya Rp550.000 untuk hunian tunggal. Dalamnya lengkap dengan kamar mandi shower dan double size bed. Plus mendapat makan 3 kali sehari, air mineral, teh, serta kopi yang selalu tersedia di ruang makannya. Keren banget men!
Baiklah. Berikut ini tempat-tempat yang nanti bakalan bisa dieksplore
kalo nyampe di Alor.
PANTAI-PANTAI NAN CANTIK
Jadi karena Alor merupakan kabupaten yang berupa kepulauan
sudah tentu memiliki banyak pantai. Tapi pantai disini tuh indah-indah. Ngga
ada yang ngecewain. Pasirnya putih, airnya jernih banget, panorama pantai yang
sangat cantik bikin mata ngga mau berkedip. Beberapa pantai tersebut yakni
Pantai Maimol, Pantai Ling’al, Pantai Batu Putih, Pantai Kokar dan Pantai Mali.
Datang ke pantai ini di saat sunrise adalah waktu yang sangat
tepat. Mulai langit masih gelap menuju waktu matahari terbit. Saat matahari
mulai menyemburatkan warna jingga menghiasi langit ufuk timur. Wow!
BARUNA’S SITE DIVE AT ALOR
Alor memiliki kehidupan bawah laut yang luar biasa cantik
sehingga membuat para pecinta diving tergila-gila pada alam bawah lautnya. Kurang
lebih terdapat 18 titik selam yang disebut Baruna’s Site Dive at Alor. Bahkan
taman laut Alor disebut-sebut menjadi salah satu yang terbaik di dunia.
WISATA SITUS BUDAYA
Sebuah desa adat bernama Desa Adat Takpala cocok buat plesiran mengenal budaya daerah dari suku asli penghuni Alor. Di desa ini,
pelancong bisa mengenal secara dekat adat istiadat suku Abui, suku mayoritas di
Alor. Pengalaman lainnya, juga bisa mencoba langsung mengenakan pakaian adat
berupa kain tenun yang ditenun sendiri oleh para wanita di desa ini.
Lalu, ke Museum 1000 Moko yang konon katanya merupakan benda
yang mewakili kebudayaan masyarakat Alor sebagai benda bernilai tinggi. Museum
1000 Moko menyimpan benda-benda lawas seperti tenun kuno, gerabah, peralatan
nelayan jaman dulu dan moko berbentuk tambur dengan selaput suara dari logam.
Di Alor juga terdapat kitab suci, Quran, tertua di Asia
Tenggara. Kitab suci yang dibuat dari kayu dengan tulisan tangan ini
peninggalan kesultanan Ternate yang membawa Islam masuk ke Alor pada tahun 1519
Masehi.
WISATA ALAM
Sudah sekian lama ngga bermain di air panas. Ntar pas di Alor
mau blusukan ke Mata Air Tuti Adagae. Katanya disini menarik, soalnya bentuk
sumber air panasnya unik. Air panasnya keluar dari onggokan batu berwarna
jingga dan menyembur membentuk air mancur.
Habis main air panas
gimana kalau menyegarkan mata sambil berendam?
Wah kayanya ke Kolam Bidadari pas tuh. Surga tersembunyi
dengan air kolam alaminya yang sangat jernih berwarna hijau. Serta pemandangan
sekitar kolam yang hijau pula. Membuat segar dan tenang.
KULINERAN
Plesiran tanpa menikmati kuliner khas daerah akan hampa. Seperti aku
tanpa dia hashhh. Makanan khas Alor jarang yang dimasak dengan cara digoreng
menggunakan minyak dan katanya rasanya lezat. Ya walaupun lidahku udah kebiasaan dengan makanan berminyak tapi ngga ada salahnya mencoba Jagung Titi yang
mirip popcorn atau Kue Rambut yang terbuat dari tepung singkong dan campuran
gula lontar. Hhmm,,, sepertinya enak ya!
Kira-kira itu beberapa tempat dan aktivitas yang bisa
dieksplore selama di Alor. Maka sebelum plesir hal yang harus dipersiapkan adalah kamera. Yup! Untuk
mengabadikan semua keindahan Alor ke dalam frame. Selain ransel city backpack yang bikin punggungku
nyaman nan ringkes. Dan karena ini kebanyakan eksplorenya
di alam terbuka supaya ngga panik ntar kalo kenapa-kenapa selama plesiran,
amit-amit tapi jangan sampe, jadi persiapan yang wajib yaitu kudu sudah
memiliki #NewTravelPartner yang tepat seperti @tmipartner untuk
#AsuransiPerjalanan agar #LiburanBebasCEMAS
Apaan sih TMI partner itu? #TokioMarineIndonesia merupakan
asuransi umum yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Indonesia.
Yang memiliki berbagai paket perlindungan lengkap untuk perjalanan liburan
sendiri maupun bersama keluarga. Dalam hal ini bisa aku pake selama plesir ke
Alor.
Jadi kapan nih berangkat plesir ke Alor bareng?
-SEEYOUU
When I See You (*)
Plesir ke Alor Seru Nih!
Jogja atau Yogyakarta. . .
Selamat datang (maha)siswa baru yang merantau atau
(maha)siswa yang baru merantau karena telah diberi kesempatan dan kenikmatan
untuk menjalani kehidupannya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kata bapak ku, Jogja itu damai. Kehidupan masyarakatnya njawani, tidak keras, cuacanya ngga
ekstrim, sembarangnya masih murah dan orang-orangnya santun.
Kalo kata ibu ku, Jogja itu jauh. Berjarak 258
kilometer—menurut gugelmep—dari rumah, rasa makanannya manis-manis,
kehidupannya rukun.
Sementara kata teman ku, tiap sudut Jogja itu romantis. Ada
kalanya terlihat manis, tapi sesekali bikin nangis. Jogja juga mbingungi, bikin bingung gimana cara
buat ngelepasin. Harus dengan senyuman atau dengan air mata.
Pernah ngebayangin bagaimana tiap manusia yang ada di Jogja selalu bergerak tanpa henti untuk merawat jati diri. Merawat tradisi dan juga bagaimana cara mereka memanusiakan manusianya. Seperti kata pepatah “dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung”.
Ini kisah, life hack dan tips, berjuang hidup yang aku alami selama nunut urip
di Daerah Istimewa Yogyakarta sampe detik ini.
GUNAKAN ARAH MATA ANGIN SEBAGAI PETUNJUK ARAH
Hal yang paling dasar ini harus banget dimengerti dan dipahami
bagi orang-orang yang menginjakkan kaki disini. Warga Jogja terbiasa
menggunakan mata angin untuk menunjukkan suatu lokasi. Misalnya ketika bertanya
suatu tempat, etika jika pakai motor pastikan mematikan mesin motor, buka helm,
turun dari motor, dan mulai bertanya atau jika pakai mobil matikan mesin mobil,
turun dari mobil, kemudian bertanya.
“Nuwunsewu, Malioboro ke barat ada burjo apa tidak?”
Kalau bingung arah mata anginnya, sebagai kunci saat berada di
kota dan bisa melihat gunung Merapi itu berarti sedang menghadap ke utara.
ETIKA MELEWATI KERUMUNAN
Dalam interaksi sehari-hari disini orang yang lebih muda akan
selalu membungkukkan badannnya ketika sedang berjalan di kerumunan atau di
depan orang yang lebih tua. Memang etika
ini sangat sepele, namun sangat sarat akan nilai-nilai. Salah satunya
menandakan bahwa kamu bisa menghargai dan menempatkan posisi.
Bungkukkan badan sedikit sambil berkata “Permisi / Nuwunsewu /
Nderek langkung”.
TEMPAT CARI MAKAN
Kalo bingung nyari tempat makan di kota yang budjet-able bareng
pacar, teman-teman, atau sendirian aja. Bisa dicoba jalan-jalan ke area Seturan
– Babarsari; Kaliurang; Taman Siswa; Malioboro; sekitaran Mandala Krida dan
stadion Kridosono.
Silahkan diobok-obok sendiri, dipilih sesuai selera lidah dan
kondisi perut masing-masing.
TEMPAT NGOPI SYALALALA
Bukan coffee shop kopi-kopi kekinian tapi semacam tempat ngopi
dengan pemandangan hamparan alam dari ketinggian.
Wilayah Utara: Area Tlogo Putri, Kaliurang
Wilayah Timur: Spot Riyadi, Bukit Bintang & Watu Amben
Wilayah Timur: Spot Riyadi, Bukit Bintang & Watu Amben
Wilayah Tenggara: Puncak Sosok
Wilayah Selatan: Bukit Paralayang (Parangtritis)
Wilayah Barat: Area Waduk Sermo
Bukit paralayang |
Puncak sosok |
Waduk sermo |
PUSAT BELANJA MURAH
Kebiasaanku membeli stok keperluan dan kebutuhan hidup di
tempat belanja yang murah:
+ Pamella Supermarket;
+ Mirota Kampus;
+ Mulia Toserba;
+ WS Swalayan;
Mulia Toserba |
Pamella Supermarket |
BUTUH BANTUAN DARURAT
Di Jogja ada sebuah grub facebook namanya Info Cegatan Jogja,
biasanya orang-orang menyingkatnya ICJ. Membernya hampir 1 juta anggota. Ketika
kena musibah, kehilangan pacar, dompet, uang, langsung post aja di grup ICJ, semuanya pasti ada jalan. www.facebook.com/groups/info.cegatan.jogja/
SALING TOLONG MENOLONG
Pernah suatu malam mengendarai motor menuju ke alun-alun utara
untuk menemui seorang teman, tapi ketika sampai daerah Ngabean tiba-tiba motor
mati mesin kehabisan bensin. Terpaksa nuntun motor malam-malam.
Dari belakang ada orang yang ngga aku kenal menanyai kenapa
motornya dituntun. Kehabisan bensin atau bocor? Tanyanya. Kemudian orang itu
bablas, tidak lama balik lagi membawa sebotol bensin. Saat aku kasih uang untuk
membayar bensinnya, dijawab “Rasah… sante wae…”.
ANGKRINGAN & BURJO FOR LIFE
Sebetulnya makan di angkringan itu murah. Nasi kucing harganya
2 ribu, gorengan 5 ratusan, es teh 2 ribuan, sate usus 1 ribuan, sate telur puyuh 2 ribuan. Saking murahnya
kadang terlena dan ngga kontrol. Jadi ngambil ini itu, malah bisa-bisa sekali
makan habis > 20 ribu. Niatnya ngirit, malah kebablasan jajan jadi tambah boros.
Sego kucing angkringan |
Warmindo |
SUNMOR UGM
Kalo ngaku mahasiswa Jogja pasti sudah merasakan riuhnya
pagi-pagi disini. Sunmor adalah Sunday Morning. Pasar kaget yang berlokasi di
sepanjang Jalan Lembah UGM ini ada setiap minggu pagi sampai adzan dhuhur.
Beragam penjual menjajakan dagangannya mulai dari jajanan, pakaian sampai perlengkapan
kebutuhan kost ada semua.
Tapi harus sabar dengan macetnya, ya.
Tapi harus sabar dengan macetnya, ya.
Sunmor UGM |
AKSESORIS HARGA AMBYAR
Sudah tinggal di Jogja, pasti sudah pernah dengar Toko Dazzle.
Toko Aksesoris ini begitu ramai dan digandrungi kaum mahasiswa karena jualannya
yang lengkap. Kalo pas lagi promo bisa banting harga. Jadi, selalu pantau
promo-promonya di akun instagramnya @promodazzle
dazzle |
TEMPAT NANGIS TERBAIK DI JOGJA
Dududu... kalo ini udah ah kalian cari tau sendiri, ya! 🤣🤣🤣
Adalagi adalagi? Kalo masih ada monggo boleh dituliskan di
kolom komentar. Cukup segini yang bisa aku bagikan di tulisan ini. Semangat
buat maba-maba dan teman-teman perantau di Jogja.
-SEEYOUU
When I See You (*)
Tutorial Urip di Jogja
Langganan:
Postingan
(
Atom
)