Godean – 15 Februari 2019,

Saat itu hari Jumat. Seperti jumat yang sudah-sudah, aku sama temen-temen ngopi dan ngobrol ngalor-ngidul di pojok dorm room sepulang dari jumatan di masjid kampung. Dan berawal dari salah seorang dari kita ada yang nyeletuk,

“Ayo ayo renang!”, karena memang hari itu panas sekali. Aku dan temen-temen langsung berencana mbolang saat itu juga.

Beruntungnya punya teman seorang ‘Akamsi’ jadi dia punya rekomendasi umbul yang nyegerin untuk dijeburin. Tapi ternyata berada di Klaten. Oke, akhirnya kita sepakatin buat ngetrip kesana besuknya.

Sabtu sore kita berangkat merealisasikan mbolang yang kita namai sendiri ‘Trip Salam #DOES6’ dengan raut muka gembira dan iringan rintik hujan.



Karena kita berangkatnya sore jadi gak mungkin dong langsung ke umbul, pasti nyampe sana udah gelap. Akhirnya, kita sepakatin untuk ngecamp dulu di pantai. Pokoknya random banget lah kita-kita itu, kayak ibu-ibu hamil yang ngidam gituloh. EHE.

Waktu diperjalanan itu juga kita dapetin info salah satu pantai di Gunung Kidul untuk bermalam. Cuss kita gaskeun!

Eitss, di tengah perjalanan yang meliuk-liuk dengan tikungan-tikungan teman eh tajam salah dua dari kita ada yang mabok perjalanan. Jadi, kita segera nyari shelter penyelamat dulu, alfamart,. Hehehe


Mabook perjalanan


ngalfamart dulu mencari asupan

Setelah cukup dan jam di Mibandku menunjukkan pukul 17:10 WIB kita segera lanjutkan perjalanan. Tidak cukup sekali, ternyata mabok perjalanan salah dua dari temanku itu lanjut ke ronde dua, tiga, dan seterusnya. Kali ini kita tetap gasss terus mengingat hari yang semakin senja. Biar mereka lakukan ‘prosesi itu’ di dalam mobil. Untung tadi pas di shelter penyelamatan sempet minta kresek ke mbak alfamart. Terimakasih mbak, jasamu sungguh besar. Semoga mbaknya baca blog ini. Aamiin.

Pukul 19.30 WIB kita sampai di parkiran kendaraan salah satu rumah warga setempat. Grimispun tak lupa menyambut kita disana. Kita turunkan tenda dan semua barang bawaan, terus cuci muka biar seger, tak lupa berdoa sebelum tracking malam ditengah cuaca hujan grimis melintasi hutan dengan jarak tempuh 1 kilometer(katanya) untuk sampai ke pantai, nyatanya 2 kilometer lebih! hadeehhh.

Niatnya piknik cantik malah naiki gunung, turunin lembah, kena lumpur semua, diguyur hujan, jatuh-jatuhan terpeleset di tengah hutan, malam-malam lagi. Gini nih risiko ngetrip dadakan tanpa persiapan. Di tengah tracking malam itu secara alami kita terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok paling depan tim tenda, kelompok tengah tim pembawa frame tenda dan kelompok belakang tim logistik makanan.

Pukul 21.00 WIB kelompok depan ,tim tenda, disusul kelompok tengah tim pembawa frame tenda sampai di bibir pantai. Langsung kita cari tempat untuk membangun tenda. Ketika tenda sudah berdiri gagah siap huni, sambil nunggu tim logistik kita tim tenda mencoba menyalakan api unggun. Tapi api tak kunjung menyala, perut mulai bunyi, kerongkongan sudah gersang, butuh air dan makanan. Kurang lebih 30 menitan kemudian, tim logistik akhirnya sampai dengan selamat, yang pertama kita serbu adalah aerrrrr!

Setelah itu kita mulai prepare alat masak untuk makan malam. Makan malam selesai, perut udah kenyang kita lanjutkan bincang malam di pinggir pantai sambil menunggu mata ngantuk. Satu persatu dari kita mulai masuk ke tenda untuk beristirahat dan grimiss datang lagi.

Pukul 5 subuh kakiku terasara perih, akupun terbangun. Subuhan dulu, habis itu masak air, bikin coklat panasss, terus menyaksikan sinar matahari muncul dari dalam air hehehe. Tak pameri foto-fotonya aja yaa

Gazebo cinta hehehe


Bangun tidur disambut kayak gini loo


Selamat pagii


Ini tak pamerin juga video time lapsenya




Setelah puas melihat indahnya cahaya sang surya dan main bola. Sebagian dari kita ada yang masak untuk sarapan. Menu andalan dan menu yang paling best in the world, Indomie,.

Seleraakuuu

Selesai sarapan, ngopi pagi di tepi pantai, diskusi next trip, maen air, maen pasir, dan main bola kita bongkar tenda karena juga sudah mulai terik. Eitsss, tapi tydac lupa foto keluarga dulu dongg!

Ini yg backgroundnya tenda biar dikira camping beneran


Ini yang backgroundnya pantai biar dikira mantai beneran

Terimakasih ya pantai sedahan. Kita pamit duluu...


Foto dulu buat pamer EHE.


Daaaadaaaaa...

Cut disini aja dulu yaa, nanti tak lanjut trip selanjutnya. Karena ini ceritanya masih di hari yang sama. Mau tak tulis disini sekalian takutnya kepanjangan.

-SEEYOUU
When I See You

Trip Cantik



Januari 2018 eh udah 2019 deng yaa

Postingan pertama di tahun 2019. #MenjemputRejekiDiAwal2019

Ini ceritanya bulan desember kemarin kelasku pas SMA eh 'Aliyah deng, itu ngecamp bareng di pegunungan Besuki pas malem tahun baru. Ide ini muncul berawal dari obrolan warung kopi aja sih, tapi awalnya itu ngecamp di pantai. Yoomameenn anak panteee kite…

Jadi, setelah obrolan itu kita langsung cus nih cari-cari info perihal pantai yang dituju, saat itu pantai sanggar, tujuan kita. Info-info terkumpul, kita adain rapat persiapan nih sama panitia kecilnya. Oiya, pas obrol-obrolan mentah gini kita belum share tuh ke grub besar (Grub WA Kelas ku 'Aliyah dulu) cuma panitia kecil yang tau. Ceritanya ngasih surprise gitu kali yaa ke temen-temen laen hehehe

Senin berganti selasa, jam 4 berganti jam 5, kita denger tuh berita yang di Banten, Tsunami Selat Sunda,. Awalnya kita cuek bebek aja sih, tapi semakin mendekati hari H kita-kita mulai goyah dengan cuaca yang juga sering hujan, info-info daerah pesisir pantai sanggar juga itensitasnya makin tinggi sepertinya saatnya menjalankan plan B.

Yaudah pilihan kita jatuh di Pegunungan Besuki.


Ijo royo-royo

Kita kumpul di Meetpoint, Rumah Adib, pukul 07:00 dengan maksud biar pukul 08:00 kita bisa cuss ke lokasi, tapi kenyataannya jam 08:00 kita baru mulai ngumpul disana heuheu. Sarapan dulu disana biar gak dredeg

Selesai sarapan cekrek duluu

Selesai sarapan, cek semua barang bawaan, berdoa untuk keselamatan dunia akhirat dan cuss kita berangkat ke te.ka.pe. Diperjalanan kita disuguhi jalanan yang berkelok-kelok dengan pemandangan yang indah kalaloo ehe.

Ngenggg....
Win go!

Setelah sekitar 1 jam-an berkendara sampailah di camp ground dan syukurnya disana masih sepi masih berdiri 2 tenda aja, jadi kita bebas pilih tempat ter-PW untuk bangun tendanya. Dan setelah tenda kita berdiri semua baru mereka-mereka yang laen pada berdatangan. Rejeki berangkat pagi dong

Touchdown TeKaPe

Tim Porter siap usung-usung
Gotong royong mendirikan tenda tangga kita bersama 

Kan bukan rumah yang didirikan. Jadi, tenda tangga bukan rumah tangga EHE.


Sudah berdiri kokoh seperti tresnoku padamu

Tenda sudah berdiri kokoh, kita ngobrol ngalor-ngidul dulu sambil makan siang di atas awan. Yoiii anak gunung sekarang… heehee
                                                
Santee dulu

Selfie juga dong

Pose dulu buat apdet instegrem

Ghibah di atas awan emang paling ahoy

Jangan lupa makan biar gak geblak 


Beranjak sore kita mulai nyalain api unggun dong. Tidak cuma nyalain api unggun kita juga bersiap buat bakar jagung dan daging ayam serta nungguin kembang api yang mbledos di atas awan. Yummy gak tuh… Bakar ayam di atas awan rame-rame bareng temen-temen putih abu-abu sambil nonton kembang api
                                                
Mas Mbak awas sangit kabeh
Mbaknya itu nyanyi apa kepanasan yaa
Memantau percikan api cemburu


Waini jagung bakar rasa hqq


Malam semakin larut, tanggal sudah 01 bulan juga 01 tahun sudah berganti 2019 kelopak mata mulai mengecil badan semakin letih bantal dan matras di dalam tenda sudah mulai melampai-lambai. Kita pun sleep Zzzz

Pas jam 3 atau 4 an subuh ini ada badai, aku terbangun. Badainya kenceng banget, tapi karena aku lihat tendanya temen-temen aman semua aku santee aja, lanjutin lagi Zzz. Tendanya tetangga ada yang kalang kobet, bodo amat hehehe
 
Tim ronda siap menjaga tenda 24 jam

Pagii 2019. Sang Surya mulai menampakkan wajah cerianya di awal tahun, kita juga sarapan pertama di atas awan dong. Hayoo sarapan pertama kamu di tahun 2019 dimana? Sama siapa?


Halo Matahari 2019

yg masak 1 orang yg ngantre makan buanyakk 

Sarapannya apa? Indomie dong! Hehehe. Dimanapun kapanpun indomie memang terbaique, tapi sama ada rotinya juga. Gimana tuh sedap bukan maen kan sarapan indomie featuring roti gandum
                                                
Indomie selera kamiii

Yummy...

Gigit rotinya sambil liatin siapa siy


Selese sarapan kita beberes tenda dong, eitsss tapi poto keluargaaa dolooo
                                                
ORB45 AYE! AYE!

Semua tenda sudah beres. Semua barang bawaan lengkap, sampah sudah bersih. Kita naik bawa sampah, turun harus bawa sampah juga lo ya. Jaga alam, biar alam juga menjaga kita. Oke siap tepat pukul 09:00 kita mulai turun menuju meetpoint awal untuk rehat bentar terus lanjut ke rumah masing-masing dengan hati gembira. Horeee kasur empukkkk hehehe

Hayoo tahun baruan tahun depan bisa gini lagi apa enggak???  Jawab di kolom komen aja EHE.




-SEEYOUU
When I See You

Taon Baruan

Logo Hutan Itu Indonesia

HII itu singkatan dari Hutan Itu Indonesia.

Apa sih Hutan Itu Indonesia?

Hutan Itu Indonesia adalah gerakan positif dengan kolaborasi untuk menumbuhkan kecintaan terhadap hutan Indonesia yang keren abiss dan berpengaruh dalam kehidupan kita.

Lalu, siapa saja di gerakan Hutan Itu Indonesia?

Hutan Itu Indonesia merupakan gerakan terbuka. Jadi, mereka, orang-orang yang percaya akan kekuatan positif yang berpadu dengan semangat kolaborasi akan meningkatkan kesadaran bahwa hutan berperan dalam kehidupan seluruh masyarakat Indonesia dan membangun rasa memiliki terhadap hutan Indonesia. Merekalah sobat hutan.

Dalam programnya, Musika Foresta, mereka mengampanyekan ke-kece-an dan kearifan lokal hutan Indonesia lewat konser musik yang dilaksanakan di Balai Sarbini, Jakarta pada bulan Mei 2017 kemarin. Setelah itu mereka melanjutkan kegiatan dalam bentuk acara talkshow interaktif dan penampilan musisi yang bergabung dalam HII dengan judul “Musika Foresta On The Go” dengan kota sasaran Palangkaraya, Surabaya, Medan dan Ambon. Tak cukup sampai disitu mereka juga membuat webseries “Musika Foresta” dengan mengirim musisi yang tergabung di HII untuk menjelajahi hutan dan merasakan hidup di dalam hutan selama beberapa hari. Para musisi ini juga ditantang untuk membuat lagu berdasarkan pengalaman mereka selama menjelajah hutan.

Gimana? udah pada tau kan. Sekarang waktunya cerita…

Kemarin itu aku menghadiri kegiatan saat On The Go ke Surabaya. Kali ini ada narasumbernya dari hutanitu.id, Pegiat Manggrove Surabaya, Tunas Hijau Indonesia, dan musisi Musika Foresta.

Sebelum masuk ke venue, Vitu Hall, aku mengisi daftar hadir yang sudah disiapkan. Selesai absen aku diarahkan ke kumpulan laptop yang berjajar banyak, kayak di warnet gitulah, aku baca tulisan yang ditampilkan layar laptop tersebut dan klik tandatangani. Mau tau apa itu? Ini-lho. Beres, kemudian aku diarahkan lagi ke kumpulan meja yang dari jauh terlihat sepertinya diatas meja itu banyak buah dan jajanan-nya. Ternyata benar! Hehehe

Aku disuruh mengambil apa yang sudah disediakan diatas meja tersebut. Ada buah melon, semangka, dan pepaya serta aneka jajanan tradisional yang tak satupun aku lihat dibungkus menggunakan plastik. Kece abis! Diujung meja itu ada termos ternyata berisi kopi, teh, dan air mineral. Sekarang tangan kanan sudah memegang jajan dan tangan kiri sudah memegang satu cup kopi, saatnya mencari tempat duduk.

kopi dan buahnya nyegerin


Setelah aku sruput rasa-rasanya ini kopi gayo. Nikmat pol!

Ditengah talkshow berlangsung aku menangkap pertanyaan yang menurutku ini keren.
Bagaimana cara kita, sebagai mahasiswa perkotaan, yang hidup ditengah pesatnya industri untuk turut menghargai hutan???
Mahasiswa pasti tidak jauh dari kertas. Apalagi kalau pas udah buat laporan atau makalah atau tugas akhir bahkan skripsi. Pasti banyak banget menghabiskan kertas. Ber-rim-rim. Ber-kilo-kilo kertas dibuang kalo udah kena coret, kena revisi, sama dosen. Coba kalo masalah kertas untuk kebutuhan ini didiskusikan, dinegokan, sama dosen atau pihak kampus untuk menggunakan kertas daur ulang. Atau enggak kita mulai dari diri sendiri untuk menulis laporan, makalah, tugas akhir, skripsi di kertas daur ulang. Hhmmm bisa mulai dicoba nih…

Ehiya, ternyata para aktivis lingkungan itu, Manggrove Surabaya, buanyak dan berkali-kali lho mendapatkan terror sms, serangan ancaman bahkan pembunuhan karakter dari para pengembang, industri penggila mata uang. Tapi mereka tetap teguh pada apa yang mereka yakini karena setiap langkah mereka serahkan kepada Tuhan Alam Semesta. Jadi, tidak ada ketakutan sedikitpun. *standing applouss


***
Saat itu kak Achi juga menceritakan pengalamannya selama dikirim ke hutan di Tapanuli. Sebelumnya kak Achi sama sekali belum pernah pergi ke hutan. Saat mau berangkat kak Achi sudah membayangkan wah asik ke hutan. Bisa seru-seruan. Tapi apa yang kak Achi rasakan setelah sampai di hutan dan tinggal di dalamnya? Mata dan hati-nya benar-benar dibuka oleh kearifan-kearifan lokal yang ada di dalam kehidupan hutan-hutan Indonesia. Dari yang dulu cuma merhatiin sekeliling aja, sekarang  kak Achi jadi terpanggil gimana caranya bantu lingkungan hutan Indonesia biarpun hanya bisa melalui lagu. 

Di akhir cerita pengalamannya tersebut kak Achi mengatakan, kita di dunia ini kan semuanya udah dikasih jadi tugasnya ya menjaga apa yang sudah dikasih. Ntar kalo yang dikasih udah hilang baru nyesel. Iya nggak?

Kalo pengen tau lengkapnya gimana cerita kak Achi dan para musisi musika foresta selama dikirim ke hutan, kalian bisa banget kok. Tonton-disini

Diakhir acara sebenarnya ada penampilan dari Arley band, dan Kak Achi feat. Asido Manullang tapi aku nggak nge-rekam penampilannya soalnya aku  pengen menikmati dan meresapi lirik-lirik dan instrument lagunya. Karena itulah cara menikmati suatu karya seni yang paling nikmat. - menurutku -


Tapi kalian bisa dengerin lagunya di Spotify ataupun iTunes kok. Kalo mau dengerin sama lihat official video-nya juga bisa disini

Okey, sebelum selesai acaranya dan pada bubar orangnya ini sesi paling penting. 

foto keluarga dulu

Yup! foto bersama geeessss...

Undangan dari HII

gambar karya rikhoapoetra
Pagi setengah siang itu, sudah 4 jam-an menatap layar laptop berharap ide-ide kreatif mengalir sejalan dengan tetikus yang aku geser-geser dari selepas waktu dhuha namun benar benar buntunya kebangetan. Sama sekali yang ada ide yang nongol, gak ada hidayah.

Huft…

Beberapa kali aku melirik ke smartphone milikku saat dia nyala sendiri itu pertanda ada notif masuk dari media sosial. Aku lihat ada notif di line ternyata dari OA kalau gak gitu dari grub yang bc promosi.
Dah acuhkan. Tambah bikin ngilu.

Berulang kali aku melirak-lirik ke smartphone saat notif nyala, berharap bisa mendapat ide dari sana. Singkat cerita pas nyala itu aku lihat kok ada nomor yang gak aku kenal. Langsung aku ambil smartphone yang dari tadi aku anggurin, Cuma aku lirak-lirik’i saja,. Nomor asing itu menampilkan pesan gini,

Mas, saya Twindy temennya Rosana.

Mau minta tolong editin foto bisa gak?
Rosana? Rosana itu siapa? Aku bener-bener gak tau siapa itu Rosana dan siapa Twindy. Tapi dengan spontan jariku seolah ngetik sendiri,
ouh iya bisa
selesai pesan terkirim, balik mikir lagi Rosana? Rosana? Twindy? Temen pas dimana yaa kok sama sekali gak kelingan hehehe *puarah. 
Terus dia balas lagi,
Ngedit foto jadi kayak gini bisa, mas? 
*dilampirin contoh foto yang dia maksud
Ternyata yang dia maksud adalah WPAP. Bagi yang belum tau apa itu wpap, klik-ini biar dijelasin Wikipedia.

Nah, dari sini sudah gak mikir lagi siapa Rosana dan siapa Twindy yang jelas aku bisa bantu. Langsung aku suruh ngirim aja fotonya yang akan di-wpap.

*foto sudah berhasil dikirim*

Pas aku buka eeeladalah… fotonya tiga wajah dengan cahaya remang-remang yang cenderung gelap dan size yang medium mendekati kecil. Intinya gambarnya pecah. Yaudah aku tanya lagi ke dia,
Mbak, gak ada foto yang lain?
Dia kirim lagi foto 2 wajah dengan cahaya yang lebih terang dari yang pertama. Tapi tetep gambarnya pecah. Gak cukup sampe situ lhakok ditambah kalimat,
Mas, besok bisa jadi?
Oh Tuhan cobaan apa ini. wkwkwk
Karena aku gak sanggup menanggung semua ini, maka aku punya ide buat menghubungi temanku, Alan, untuk ngerjain wpap ini, dan oke bisa dikerjakan.

Selesai aku menghubungi Alan, ada pesan lagi yang masuk dan tertulis,
Mass, kena biaya berapa?
Oke deh...
Aku langsung cariin referensi dari temen-temen kenalan yang berpengalaman dan salah satu site milik pelaku vectorian wpap. Aku gak berani langsung nentuin soalnya kalo ginian. Aku takut kalo ngasih terlalu tinggi ke dia. 

Informasi biaya terkumpul, aku pilih list yang paling kecil. Aku bales pesan dia dengan lampiran foto list dan lengkap dengan ketentuannya dari site yang tadi. Difoto itu udah jelas semuanya. Jelas, nyata dan transparan.

Dia membalas lagi,
What??? Mahal banget?
Melihat pesan tersebut aku ajak dia diskusi singkat. Sampai pada akhirnya ketemu di angka yang pas. Dan langsung aja aku kirim rinciannya ke dia, seperti digambar screenshot ini








Apa balasanya,







Inginku berkata kotor. Parah banget ini orang, padahal semua rincian sudah dijelasin dan didiskusikan bersama. Singkatin aja deh, aku singkatin yaa udah mulai nek nyeritainnya.


***
Kemudian, aku hubungi temenku, Alan, tadi. Aku sampikan ke Alan apa yang aku diskusikan sama orang parah tadi biar dia tidak buta informasi saat ngerjain wpap-nya. Sesaat selesai aku menghubungi Alan ada pesan singkat masuk. Ternyata orang parah tadi, dia minta kontaknya Alan. Oke, aku kasih kontak telegram-nya Alan ke dia.

Dan,

Saat aku main ke tempat Alan kemarin. Alan curhat ke aku,
Dia menghubungi aku. Minta diskon, bro.
Aku ketawa denger curhatan Alan, emang kebacut orang ini. Padahal aslinya itu biaya pada umumnya di angka 9 lho, kalau diangka-kan 0-9, dan dia udah dapat di angka 4 kok ya masih minta diskon lagi. Apa rumangsamu Alan ini ngerjakan gak butuh listrik? Gak butuh duduk lama liatin monitor sambil mantengin detail foto pecah mu? Gak butuh kuota sampai 1gb per-hari buat nyari inspirasi?  Gak butuh melek malem malem sampai ke malem lagi karena deadline-mu yang ngawur?

Tenggelamkan!


Tambahan nih, 
aku nemu yang mening-mening, beberapa karya rikhoapoetra









Grafis bukan Gratis

Logo London Underground
Underground lebih dipersepsikan sebagai musik yang ugal-ugalan, keras, bising, kasar, dan tidak senonoh. Sehingga banyak orang menilai kaum yang menyukai musik ginian adalah kaum anak nakal. Coba tanyakan pada mereka nakal mana penyuka atau penikmat musik ugal-ugalan berlirik blak-blak-an yang tampilannya seadanya ini atau mereka yang bertampilan, berkata manis tapi bukan dari hatinya melainkan hanya ingin merampas kuantitas saja. Apakah mereka benar-benar mengerti "undergound" itu sendiri? Apakah mereka mengerti tentang konsep dasar dan pengertian dari “Underground” ini? Kok meng-judge kalau ugal-ugalan, nakal, keras, dan yang jelek-jelek. Atau malah dia hanya seorang yang miskin ilmu pengetahuan dan rasis wawasan?

Eh iya, sebelum terjun jauh ke paragraf selanjutnya sebenarnya aku ingin menyampaikan soal indie –nya sih ditulisan ini. Pernah kan kalian denger tentang kata “musik indie”? kata “Band indie”? Nah, sebenarnya aku pengen nyampein lebih ke tentang indie –nya melalui tulisan yang berjudul dibaca undergron ini.

Oke kembali ke judul…

Sebenarnya "Underground" ini tidak hanya mengenai musik, melainkan sebuah movement dimana tidak terikat pada suatu korporasi yang mengikat. Movement ini bersifat sangat berbeda dengan pakem-pakem yang ada.

Pelaku atau orang atau kelompok atau band yang dikategorikan sebagai "Underground" adalah mereka yang memegang konsep etik D.I.Y (Do It Yourself). Memroduksi lagu bahkan album mereka dengan kerja keras mereka sendiri. Semua proses kreatif mereka lakukan sendiri dengan bebas, merdeka, berdiri sendiri, swadaya, swakarsa, swakarya tanpa tanpa adanya campur tangan produser besar.

Di media luar negeri, Counterpunch, yang pernah aku temui pernah dituliskan bahwa "Underground music is free media, because by working independently, you can say anything in your music and be free of corporate censorship".

Dan! ini tidak melulu soal musik lho… Film, Puisi dan Karya Sastra lainnya, Seni Rupa, dan Seni Tari. Semuanya dapat di kategorikan sebagai undergron, --indie, jika terdapat segi kebebasan dalam berekspresi dan etos D.I.Y (Do It Yourself).




***
Melihat banyaknya kids jaman now yang sangat antusias dengan lagu-lagu surat ‘cinta untuk starla’ dan ‘bukti’ –nya virgoun, lalu ‘akad’-nya payung teduh, aku kok tambah agak sedih. Karena kebanyakan generasi KJN ini sangat miskin wawasan dalam berbagai hal, mereka tampak ogah-ogahan untuk mengetahui asal muasal hal favorit mereka itu. Payung Teduh adalah contohnya, kids jaman now buanyak yang mengaku meyukai Payung Teduh dengan lagu-lagunya, tapi hanya sedikit sekali dari mereka yg benar-benar membongkar habis tentang musik yang mereka sukai itu. Baik dari asal-muasal aliran itu, sejarah bandnya, dan band-band apa saja yg dianggap sebagai pelopor aliran itu. 



Memiliki pengetahuan seperti itu sangatlah besar manfaatnya, salah satunya adalah kita akan mempunyai Basic dan Originalitas.


Coba tebak apa yang membuat Mas Is, pentolannya Payung Teduh, berkeputusan untuk pamit mundur dari band-nya? Yaa karena kelakuan seperti yang aku tulis dibawah tanda bintang 3 itu  tadi.


Yaudah yaa untuk menutup tulisan ini aku kasih video sepatah duapatahnya Mas Is. Disini


Dibaca Undergron