Godean – 15 Februari 2019,
Saat itu hari Jumat. Seperti jumat yang sudah-sudah, aku sama
temen-temen ngopi dan ngobrol ngalor-ngidul di pojok dorm room sepulang dari jumatan di masjid kampung. Dan berawal dari
salah seorang dari kita ada yang nyeletuk,
“Ayo ayo renang!”, karena memang hari itu panas sekali. Aku
dan temen-temen langsung berencana mbolang saat itu juga.
Beruntungnya punya teman seorang ‘Akamsi’ jadi dia punya rekomendasi umbul yang nyegerin untuk
dijeburin. Tapi ternyata berada di Klaten. Oke, akhirnya kita sepakatin buat
ngetrip kesana besuknya.
Sabtu sore kita berangkat merealisasikan mbolang yang kita
namai sendiri ‘Trip Salam #DOES6’ dengan raut muka gembira dan iringan rintik
hujan.
Karena kita berangkatnya sore jadi gak mungkin dong langsung ke umbul, pasti nyampe sana udah gelap. Akhirnya, kita sepakatin untuk ngecamp dulu di pantai. Pokoknya random banget lah kita-kita itu, kayak ibu-ibu hamil yang ngidam gituloh. EHE.
Karena kita berangkatnya sore jadi gak mungkin dong langsung ke umbul, pasti nyampe sana udah gelap. Akhirnya, kita sepakatin untuk ngecamp dulu di pantai. Pokoknya random banget lah kita-kita itu, kayak ibu-ibu hamil yang ngidam gituloh. EHE.
Waktu diperjalanan itu juga kita dapetin info salah satu
pantai di Gunung Kidul untuk bermalam. Cuss kita gaskeun!
Eitss, di tengah perjalanan yang meliuk-liuk dengan
tikungan-tikungan teman eh tajam salah dua dari kita ada yang mabok perjalanan.
Jadi, kita segera nyari shelter penyelamat dulu, alfamart,. Hehehe
Mabook perjalanan |
ngalfamart dulu mencari asupan |
Setelah cukup dan jam di Mibandku menunjukkan pukul 17:10 WIB kita segera lanjutkan perjalanan. Tidak cukup sekali, ternyata mabok perjalanan salah dua dari temanku itu lanjut ke ronde dua, tiga, dan seterusnya. Kali ini kita tetap gasss terus mengingat hari yang semakin senja. Biar mereka lakukan ‘prosesi itu’ di dalam mobil. Untung tadi pas di shelter penyelamatan sempet minta kresek ke mbak alfamart. Terimakasih mbak, jasamu sungguh besar. Semoga mbaknya baca blog ini. Aamiin.
Pukul 19.30 WIB kita sampai di parkiran kendaraan salah satu
rumah warga setempat. Grimispun tak lupa menyambut kita disana. Kita turunkan
tenda dan semua barang bawaan, terus cuci muka biar seger, tak lupa berdoa sebelum
tracking malam ditengah cuaca hujan grimis melintasi hutan dengan jarak tempuh
1 kilometer(katanya) untuk sampai ke pantai, nyatanya 2 kilometer lebih! hadeehhh.
Niatnya piknik cantik malah naiki gunung, turunin lembah, kena lumpur semua, diguyur hujan, jatuh-jatuhan terpeleset di tengah hutan, malam-malam lagi. Gini nih risiko ngetrip dadakan tanpa persiapan. Di tengah tracking malam itu secara alami kita terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok paling depan tim tenda, kelompok tengah tim pembawa frame tenda dan kelompok belakang tim logistik makanan.
Niatnya piknik cantik malah naiki gunung, turunin lembah, kena lumpur semua, diguyur hujan, jatuh-jatuhan terpeleset di tengah hutan, malam-malam lagi. Gini nih risiko ngetrip dadakan tanpa persiapan. Di tengah tracking malam itu secara alami kita terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok paling depan tim tenda, kelompok tengah tim pembawa frame tenda dan kelompok belakang tim logistik makanan.
Pukul 21.00 WIB kelompok depan ,tim tenda, disusul kelompok tengah
tim pembawa frame tenda sampai di bibir pantai. Langsung kita cari tempat untuk
membangun tenda. Ketika tenda sudah berdiri gagah siap huni, sambil nunggu tim logistik
kita tim tenda mencoba menyalakan api unggun. Tapi api tak kunjung menyala,
perut mulai bunyi, kerongkongan sudah gersang, butuh air dan makanan. Kurang lebih 30
menitan kemudian, tim logistik akhirnya sampai dengan selamat, yang pertama kita
serbu adalah aerrrrr!
Setelah itu kita mulai prepare alat masak untuk makan malam. Makan
malam selesai, perut udah kenyang kita lanjutkan bincang malam di pinggir
pantai sambil menunggu mata ngantuk. Satu persatu dari kita mulai masuk ke
tenda untuk beristirahat dan grimiss datang lagi.
Pukul 5 subuh kakiku terasara perih, akupun terbangun. Subuhan
dulu, habis itu masak air, bikin coklat panasss, terus menyaksikan sinar matahari
muncul dari dalam air hehehe. Tak pameri foto-fotonya aja yaa
Gazebo cinta hehehe |
Setelah puas melihat indahnya cahaya sang surya dan main bola.
Sebagian dari kita ada yang masak untuk sarapan. Menu andalan dan menu yang
paling best in the world, Indomie,.
Selesai sarapan, ngopi pagi di tepi pantai, diskusi next trip,
maen air, maen pasir, dan main bola kita bongkar tenda karena juga sudah mulai
terik. Eitsss, tapi tydac lupa foto keluarga dulu dongg!
Ini yg backgroundnya tenda biar dikira camping beneran |
Ini yang backgroundnya pantai biar dikira mantai beneran |
Cut disini aja dulu yaa, nanti tak lanjut trip selanjutnya. Karena ini ceritanya masih di hari yang sama. Mau tak tulis disini sekalian takutnya kepanjangan.
-SEEYOUU
When I See You
When I See You
Trip Cantik
Januari
Postingan pertama di tahun 2019. #MenjemputRejekiDiAwal2019
Ini ceritanya bulan desember kemarin kelasku pas SMA eh 'Aliyah
deng, itu ngecamp bareng di pegunungan Besuki pas malem tahun baru. Ide ini
muncul berawal dari obrolan warung kopi aja sih, tapi awalnya itu ngecamp di
pantai. Yoomameenn anak panteee kite…
Jadi, setelah obrolan itu kita langsung cus nih cari-cari info
perihal pantai yang dituju, saat itu pantai sanggar, tujuan kita. Info-info
terkumpul, kita adain rapat persiapan nih sama panitia kecilnya. Oiya, pas
obrol-obrolan mentah gini kita belum share tuh ke grub besar (Grub WA Kelas ku 'Aliyah dulu) cuma panitia kecil yang tau. Ceritanya ngasih surprise gitu kali
yaa ke temen-temen laen hehehe
Senin berganti selasa, jam 4 berganti jam 5, kita denger tuh
berita yang di Banten, Tsunami Selat Sunda,. Awalnya kita cuek bebek aja sih, tapi semakin
mendekati hari H kita-kita mulai goyah dengan cuaca yang juga sering hujan,
info-info daerah pesisir pantai sanggar juga itensitasnya makin tinggi
sepertinya saatnya menjalankan plan B.
Kita kumpul di Meetpoint, Rumah Adib, pukul 07:00 dengan maksud
biar pukul 08:00 kita bisa cuss ke lokasi, tapi kenyataannya jam 08:00 kita
baru mulai ngumpul disana heuheu. Sarapan dulu disana biar gak dredeg
Selesai sarapan cekrek duluu |
Selesai sarapan, cek semua barang bawaan, berdoa untuk
keselamatan dunia akhirat dan cuss kita berangkat ke te.ka.pe. Diperjalanan
kita disuguhi jalanan yang berkelok-kelok dengan pemandangan yang indah
kalaloo ehe.
Setelah sekitar 1 jam-an berkendara sampailah di camp ground dan syukurnya disana masih sepi masih berdiri 2 tenda aja, jadi kita bebas pilih tempat ter-PW untuk bangun tendanya. Dan setelah tenda kita berdiri semua baru mereka-mereka yang laen pada berdatangan. Rejeki berangkat pagi dong
Touchdown TeKaPe |
Tim Porter siap usung-usung |
Gotong royong mendirikan tenda tangga kita bersama |
Kan bukan rumah yang didirikan. Jadi, tenda tangga bukan rumah tangga EHE.
Sudah berdiri kokoh seperti tresnoku padamu |
Tenda sudah berdiri kokoh, kita ngobrol ngalor-ngidul dulu sambil makan siang di atas awan. Yoiii anak gunung sekarang… heehee
Selfie juga dong |
Pose dulu buat apdet instegrem |
Ghibah di atas awan emang paling ahoy |
Jangan lupa makan biar gak geblak |
Beranjak sore kita mulai nyalain api unggun dong. Tidak cuma
nyalain api unggun kita juga bersiap buat bakar jagung dan daging ayam serta
nungguin kembang api yang mbledos di atas awan. Yummy gak tuh… Bakar ayam di atas
awan rame-rame bareng temen-temen putih abu-abu sambil nonton kembang api
Mbaknya itu nyanyi apa kepanasan yaa |
Memantau percikan api cemburu |
Waini jagung bakar rasa hqq |
Malam semakin larut, tanggal sudah 01 bulan juga 01 tahun
sudah berganti 2019 kelopak mata mulai mengecil badan semakin letih bantal dan
matras di dalam tenda sudah mulai melampai-lambai. Kita pun sleep Zzzz
Pas jam 3 atau 4 an subuh ini ada badai, aku terbangun.
Badainya kenceng banget, tapi karena aku lihat tendanya temen-temen aman semua
aku santee aja, lanjutin lagi Zzz. Tendanya tetangga ada yang kalang kobet,
bodo amat hehehe
Pagii 2019. Sang Surya mulai menampakkan wajah cerianya di awal tahun, kita juga sarapan pertama di atas awan dong. Hayoo sarapan pertama kamu di tahun 2019 dimana? Sama siapa?
Halo Matahari 2019 |
yg masak 1 orang yg ngantre makan buanyakk |
Sarapannya apa? Indomie dong! Hehehe. Dimanapun kapanpun
indomie memang terbaique, tapi sama ada rotinya juga. Gimana tuh sedap
bukan maen kan sarapan indomie featuring roti gandum
Yummy... |
Gigit rotinya sambil liatin siapa siy |
Selese sarapan kita beberes tenda dong, eitsss tapi poto
keluargaaa dolooo
Semua tenda sudah beres. Semua barang bawaan lengkap, sampah
sudah bersih. Kita naik bawa sampah, turun harus bawa sampah juga lo ya. Jaga
alam, biar alam juga menjaga kita. Oke siap tepat pukul 09:00 kita mulai turun
menuju meetpoint awal untuk rehat bentar terus lanjut ke rumah masing-masing
dengan hati gembira. Horeee kasur empukkkk hehehe
Hayoo tahun baruan tahun depan bisa gini lagi apa
enggak??? Jawab di kolom komen aja EHE.
-SEEYOUU
When I See You
Taon Baruan
Logo Hutan Itu Indonesia |
HII itu singkatan dari Hutan Itu
Indonesia.
Apa sih Hutan Itu Indonesia?
Hutan Itu Indonesia adalah gerakan
positif dengan kolaborasi untuk menumbuhkan kecintaan terhadap hutan Indonesia
yang keren abiss dan berpengaruh dalam kehidupan kita.
Lalu, siapa saja di gerakan Hutan
Itu Indonesia?
Hutan Itu Indonesia merupakan
gerakan terbuka. Jadi, mereka, orang-orang yang percaya akan kekuatan positif
yang berpadu dengan semangat kolaborasi akan meningkatkan kesadaran bahwa hutan
berperan dalam kehidupan seluruh masyarakat Indonesia dan membangun rasa
memiliki terhadap hutan Indonesia. Merekalah sobat hutan.
Dalam programnya, Musika Foresta,
mereka mengampanyekan ke-kece-an dan kearifan lokal hutan Indonesia lewat konser
musik yang dilaksanakan di Balai Sarbini, Jakarta pada bulan Mei 2017 kemarin. Setelah
itu mereka melanjutkan kegiatan dalam bentuk acara talkshow interaktif dan
penampilan musisi yang bergabung dalam HII dengan judul “Musika Foresta On The
Go” dengan kota sasaran Palangkaraya, Surabaya, Medan dan Ambon. Tak cukup
sampai disitu mereka juga membuat webseries “Musika Foresta” dengan mengirim
musisi yang tergabung di HII untuk menjelajahi hutan dan merasakan hidup di
dalam hutan selama beberapa hari. Para musisi ini juga ditantang untuk membuat
lagu berdasarkan pengalaman mereka selama menjelajah hutan.
Gimana? udah pada tau kan. Sekarang waktunya
cerita…
Kemarin itu aku menghadiri kegiatan
saat On The Go ke Surabaya. Kali ini ada narasumbernya dari hutanitu.id, Pegiat
Manggrove Surabaya, Tunas Hijau Indonesia, dan musisi Musika Foresta.
Sebelum masuk ke venue, Vitu
Hall, aku mengisi daftar hadir yang sudah disiapkan. Selesai absen aku
diarahkan ke kumpulan laptop yang berjajar banyak, kayak di warnet gitulah, aku
baca tulisan yang ditampilkan layar laptop tersebut dan klik tandatangani. Mau tau
apa itu? Ini-lho. Beres, kemudian aku diarahkan lagi ke kumpulan meja
yang dari jauh terlihat sepertinya diatas meja itu banyak buah dan jajanan-nya.
Ternyata benar! Hehehe
Aku disuruh mengambil apa yang
sudah disediakan diatas meja tersebut. Ada buah melon, semangka, dan pepaya
serta aneka jajanan tradisional yang tak satupun aku lihat dibungkus menggunakan
plastik. Kece abis! Diujung meja itu ada termos ternyata berisi kopi, teh, dan
air mineral. Sekarang tangan kanan sudah memegang jajan dan tangan kiri sudah
memegang satu cup kopi, saatnya mencari tempat duduk.
kopi dan buahnya nyegerin |
Setelah aku sruput rasa-rasanya ini
kopi gayo. Nikmat pol!
Ditengah talkshow berlangsung aku
menangkap pertanyaan yang menurutku ini keren.
Bagaimana cara kita, sebagai mahasiswa perkotaan, yang hidup ditengah pesatnya industri untuk turut menghargai hutan???
Mahasiswa pasti tidak jauh dari kertas.
Apalagi kalau pas udah buat laporan atau makalah atau tugas akhir bahkan
skripsi. Pasti banyak banget menghabiskan kertas. Ber-rim-rim. Ber-kilo-kilo
kertas dibuang kalo udah kena coret, kena revisi, sama dosen. Coba kalo masalah
kertas untuk kebutuhan ini didiskusikan, dinegokan, sama dosen atau pihak
kampus untuk menggunakan kertas daur ulang. Atau enggak kita mulai dari diri
sendiri untuk menulis laporan, makalah, tugas akhir, skripsi di kertas daur
ulang. Hhmmm bisa mulai dicoba nih…
Ehiya, ternyata para aktivis
lingkungan itu, Manggrove Surabaya, buanyak dan berkali-kali lho mendapatkan terror
sms, serangan ancaman bahkan pembunuhan karakter dari para pengembang, industri
penggila mata uang. Tapi mereka tetap teguh pada apa yang mereka yakini karena
setiap langkah mereka serahkan kepada Tuhan Alam Semesta. Jadi, tidak ada ketakutan
sedikitpun. *standing applouss
***
Saat itu kak Achi juga
menceritakan pengalamannya selama dikirim ke hutan di Tapanuli. Sebelumnya kak
Achi sama sekali belum pernah pergi ke hutan. Saat mau berangkat kak Achi sudah
membayangkan wah asik ke hutan. Bisa seru-seruan. Tapi apa yang kak Achi rasakan
setelah sampai di hutan dan tinggal di dalamnya? Mata dan hati-nya benar-benar
dibuka oleh kearifan-kearifan lokal yang ada di dalam kehidupan hutan-hutan
Indonesia. Dari yang dulu cuma merhatiin sekeliling aja, sekarang kak Achi jadi terpanggil gimana caranya bantu
lingkungan hutan Indonesia biarpun hanya bisa melalui lagu.
Di akhir cerita pengalamannya
tersebut kak Achi mengatakan, kita di dunia ini kan semuanya udah dikasih jadi
tugasnya ya menjaga apa yang sudah dikasih. Ntar kalo yang dikasih udah hilang
baru nyesel. Iya nggak?
Kalo pengen tau lengkapnya gimana
cerita kak Achi dan para musisi musika foresta selama dikirim ke hutan, kalian
bisa banget kok. Tonton-disini
Diakhir acara sebenarnya ada
penampilan dari Arley band, dan Kak Achi feat. Asido Manullang tapi aku
nggak nge-rekam penampilannya soalnya aku
pengen menikmati dan meresapi lirik-lirik dan instrument lagunya. Karena
itulah cara menikmati suatu karya seni yang paling nikmat. - menurutku -
Tapi kalian bisa dengerin lagunya
di Spotify ataupun iTunes kok. Kalo mau dengerin sama lihat official video-nya
juga bisa disini
Okey, sebelum selesai acaranya dan pada bubar orangnya ini sesi paling penting.
foto keluarga dulu |
Yup! foto bersama geeessss...
Undangan dari HII
Huft…
Beberapa kali aku melirik ke
smartphone milikku saat dia nyala sendiri itu pertanda ada notif masuk dari
media sosial. Aku lihat ada notif di line ternyata dari OA kalau gak gitu dari
grub yang bc promosi.
Dah acuhkan. Tambah bikin ngilu.
Berulang kali aku melirak-lirik
ke smartphone saat notif nyala, berharap bisa mendapat ide dari sana. Singkat
cerita pas nyala itu aku lihat kok ada nomor yang gak aku kenal. Langsung aku
ambil smartphone yang dari tadi aku anggurin, Cuma aku lirak-lirik’i saja,. Nomor asing itu menampilkan pesan
gini,
Mas, saya Twindy temennya Rosana.
Mau minta tolong editin foto bisa gak?
Rosana? Rosana itu siapa? Aku
bener-bener gak tau siapa itu Rosana dan siapa Twindy. Tapi dengan spontan jariku
seolah ngetik sendiri,
ouh iya bisa
selesai pesan terkirim, balik
mikir lagi Rosana? Rosana? Twindy? Temen pas dimana yaa kok sama sekali gak
kelingan hehehe *puarah.
Terus dia balas lagi,
Ngedit foto jadi kayak gini bisa, mas?
*dilampirin contoh foto yang dia maksud
Ternyata yang dia maksud adalah WPAP. Bagi yang belum tau apa itu wpap, klik-ini biar dijelasin Wikipedia.
Nah, dari sini sudah gak mikir
lagi siapa Rosana dan siapa Twindy yang jelas aku bisa bantu. Langsung aku
suruh ngirim aja fotonya yang akan di-wpap.
*foto sudah berhasil dikirim*
Pas aku buka eeeladalah… fotonya
tiga wajah dengan cahaya remang-remang yang cenderung gelap dan size yang
medium mendekati kecil. Intinya gambarnya pecah. Yaudah aku tanya lagi ke dia,
Mbak, gak ada foto yang lain?
Dia kirim lagi foto 2 wajah dengan
cahaya yang lebih terang dari yang pertama. Tapi tetep gambarnya pecah. Gak
cukup sampe situ lhakok ditambah
kalimat,
Mas, besok bisa jadi?
Oh Tuhan cobaan apa ini. wkwkwk
Karena aku gak sanggup menanggung
semua ini, maka aku punya ide buat menghubungi temanku, Alan, untuk ngerjain
wpap ini, dan oke bisa dikerjakan.
Selesai aku menghubungi Alan, ada pesan lagi yang masuk dan tertulis,
Selesai aku menghubungi Alan, ada pesan lagi yang masuk dan tertulis,
Mass, kena biaya berapa?
Oke deh...
Aku langsung cariin referensi
dari temen-temen kenalan yang berpengalaman dan salah satu site milik pelaku
vectorian wpap. Aku gak berani langsung nentuin soalnya kalo ginian. Aku takut
kalo ngasih terlalu tinggi ke dia.
Informasi biaya terkumpul, aku pilih list yang paling kecil. Aku bales pesan dia dengan lampiran foto list dan lengkap dengan ketentuannya dari site yang tadi. Difoto itu udah jelas semuanya. Jelas, nyata dan transparan.
Informasi biaya terkumpul, aku pilih list yang paling kecil. Aku bales pesan dia dengan lampiran foto list dan lengkap dengan ketentuannya dari site yang tadi. Difoto itu udah jelas semuanya. Jelas, nyata dan transparan.
Dia membalas lagi,
What??? Mahal banget?
Melihat pesan tersebut aku ajak dia
diskusi singkat. Sampai pada akhirnya ketemu di angka yang pas. Dan langsung
aja aku kirim rinciannya ke dia, seperti digambar screenshot ini
Apa balasanya,
Inginku berkata kotor. Parah banget ini orang, padahal semua rincian sudah dijelasin dan didiskusikan bersama. Singkatin aja deh, aku singkatin yaa udah mulai nek nyeritainnya.
***
Kemudian, aku hubungi temenku,
Alan, tadi. Aku sampikan ke Alan apa yang aku diskusikan sama orang parah tadi
biar dia tidak buta informasi saat ngerjain wpap-nya. Sesaat selesai aku
menghubungi Alan ada pesan singkat masuk. Ternyata orang parah tadi, dia minta
kontaknya Alan. Oke, aku kasih kontak telegram-nya Alan ke dia.
Dan,
Saat aku main ke tempat Alan kemarin.
Alan curhat ke aku,
Dia menghubungi aku. Minta diskon, bro.
Aku ketawa denger curhatan Alan,
emang kebacut orang ini. Padahal aslinya itu biaya pada umumnya di angka 9 lho,
kalau diangka-kan 0-9, dan dia udah dapat di angka 4 kok ya masih minta diskon
lagi. Apa rumangsamu Alan ini ngerjakan gak butuh listrik? Gak butuh duduk lama
liatin monitor sambil mantengin detail foto pecah mu? Gak butuh kuota sampai
1gb per-hari buat nyari inspirasi? Gak butuh
melek malem malem sampai ke malem lagi karena deadline-mu yang ngawur?
Tenggelamkan!
Tambahan nih,
Tambahan nih,
aku nemu yang mening-mening, beberapa karya rikhoapoetra
Grafis bukan Gratis
Logo London Underground |
Underground lebih dipersepsikan
sebagai musik yang ugal-ugalan, keras, bising, kasar, dan tidak senonoh.
Sehingga banyak orang menilai kaum yang menyukai musik ginian adalah kaum anak
nakal. Coba tanyakan pada mereka nakal mana penyuka atau penikmat musik ugal-ugalan
berlirik blak-blak-an yang tampilannya seadanya ini atau mereka yang
bertampilan, berkata manis tapi bukan dari hatinya melainkan hanya ingin
merampas kuantitas saja. Apakah mereka benar-benar mengerti "undergound"
itu sendiri? Apakah mereka mengerti tentang
konsep dasar dan pengertian dari “Underground” ini? Kok meng-judge kalau
ugal-ugalan, nakal, keras, dan yang jelek-jelek. Atau malah dia hanya
seorang yang miskin ilmu pengetahuan dan rasis wawasan?
Eh iya, sebelum terjun
jauh ke paragraf selanjutnya sebenarnya aku ingin menyampaikan soal indie –nya sih
ditulisan ini. Pernah kan kalian denger tentang kata “musik indie”? kata “Band
indie”? Nah, sebenarnya aku pengen nyampein lebih ke tentang indie –nya melalui
tulisan yang berjudul dibaca undergron ini.
Oke kembali ke judul…
Sebenarnya "Underground" ini tidak
hanya mengenai musik, melainkan sebuah movement dimana tidak terikat pada suatu
korporasi yang mengikat. Movement ini bersifat sangat berbeda dengan
pakem-pakem yang ada.
Pelaku
atau orang atau kelompok atau band yang dikategorikan sebagai "Underground"
adalah mereka yang memegang konsep etik D.I.Y (Do It Yourself). Memroduksi lagu
bahkan album mereka dengan kerja keras mereka sendiri. Semua proses kreatif
mereka lakukan sendiri dengan bebas, merdeka, berdiri sendiri, swadaya, swakarsa, swakarya tanpa tanpa adanya campur
tangan produser besar.
Di media luar negeri, Counterpunch, yang pernah aku temui
pernah dituliskan bahwa "Underground music
is free media, because by working independently, you can say anything in your
music and be free of corporate censorship".
Dan! ini tidak melulu soal musik lho… Film, Puisi dan Karya Sastra lainnya,
Seni Rupa, dan Seni Tari. Semuanya dapat di kategorikan sebagai undergron, --indie,
jika terdapat segi kebebasan dalam berekspresi dan etos D.I.Y (Do It Yourself).
***
Melihat banyaknya kids
jaman now yang sangat antusias dengan lagu-lagu surat ‘cinta untuk starla’ dan ‘bukti’
–nya virgoun, lalu ‘akad’-nya payung teduh, aku kok tambah agak sedih. Karena
kebanyakan generasi KJN ini sangat miskin wawasan dalam berbagai hal, mereka
tampak ogah-ogahan untuk mengetahui asal muasal hal favorit mereka itu. Payung
Teduh adalah contohnya, kids jaman now buanyak yang mengaku meyukai Payung
Teduh dengan lagu-lagunya, tapi hanya sedikit sekali dari mereka yg benar-benar
membongkar habis tentang musik yang mereka sukai itu. Baik dari asal-muasal
aliran itu, sejarah bandnya, dan band-band apa saja yg dianggap sebagai pelopor
aliran itu.
Memiliki pengetahuan seperti itu sangatlah besar manfaatnya, salah satunya
adalah kita akan mempunyai Basic dan Originalitas.
Coba tebak apa yang membuat
Mas Is, pentolannya Payung Teduh, berkeputusan untuk pamit mundur dari
band-nya? Yaa karena kelakuan seperti yang aku tulis dibawah tanda bintang 3
itu tadi.
Yaudah yaa untuk menutup
tulisan ini aku kasih video sepatah duapatahnya Mas Is. Disini
Dibaca Undergron
Langganan:
Postingan
(
Atom
)