Undangan dari HII
Logo Hutan Itu Indonesia |
HII itu singkatan dari Hutan Itu
Indonesia.
Apa sih Hutan Itu Indonesia?
Hutan Itu Indonesia adalah gerakan
positif dengan kolaborasi untuk menumbuhkan kecintaan terhadap hutan Indonesia
yang keren abiss dan berpengaruh dalam kehidupan kita.
Lalu, siapa saja di gerakan Hutan
Itu Indonesia?
Hutan Itu Indonesia merupakan
gerakan terbuka. Jadi, mereka, orang-orang yang percaya akan kekuatan positif
yang berpadu dengan semangat kolaborasi akan meningkatkan kesadaran bahwa hutan
berperan dalam kehidupan seluruh masyarakat Indonesia dan membangun rasa
memiliki terhadap hutan Indonesia. Merekalah sobat hutan.
Dalam programnya, Musika Foresta,
mereka mengampanyekan ke-kece-an dan kearifan lokal hutan Indonesia lewat konser
musik yang dilaksanakan di Balai Sarbini, Jakarta pada bulan Mei 2017 kemarin. Setelah
itu mereka melanjutkan kegiatan dalam bentuk acara talkshow interaktif dan
penampilan musisi yang bergabung dalam HII dengan judul “Musika Foresta On The
Go” dengan kota sasaran Palangkaraya, Surabaya, Medan dan Ambon. Tak cukup
sampai disitu mereka juga membuat webseries “Musika Foresta” dengan mengirim
musisi yang tergabung di HII untuk menjelajahi hutan dan merasakan hidup di
dalam hutan selama beberapa hari. Para musisi ini juga ditantang untuk membuat
lagu berdasarkan pengalaman mereka selama menjelajah hutan.
Gimana? udah pada tau kan. Sekarang waktunya
cerita…
Kemarin itu aku menghadiri kegiatan
saat On The Go ke Surabaya. Kali ini ada narasumbernya dari hutanitu.id, Pegiat
Manggrove Surabaya, Tunas Hijau Indonesia, dan musisi Musika Foresta.
Sebelum masuk ke venue, Vitu
Hall, aku mengisi daftar hadir yang sudah disiapkan. Selesai absen aku
diarahkan ke kumpulan laptop yang berjajar banyak, kayak di warnet gitulah, aku
baca tulisan yang ditampilkan layar laptop tersebut dan klik tandatangani. Mau tau
apa itu? Ini-lho. Beres, kemudian aku diarahkan lagi ke kumpulan meja
yang dari jauh terlihat sepertinya diatas meja itu banyak buah dan jajanan-nya.
Ternyata benar! Hehehe
Aku disuruh mengambil apa yang
sudah disediakan diatas meja tersebut. Ada buah melon, semangka, dan pepaya
serta aneka jajanan tradisional yang tak satupun aku lihat dibungkus menggunakan
plastik. Kece abis! Diujung meja itu ada termos ternyata berisi kopi, teh, dan
air mineral. Sekarang tangan kanan sudah memegang jajan dan tangan kiri sudah
memegang satu cup kopi, saatnya mencari tempat duduk.
kopi dan buahnya nyegerin |
Setelah aku sruput rasa-rasanya ini
kopi gayo. Nikmat pol!
Ditengah talkshow berlangsung aku
menangkap pertanyaan yang menurutku ini keren.
Bagaimana cara kita, sebagai mahasiswa perkotaan, yang hidup ditengah pesatnya industri untuk turut menghargai hutan???
Mahasiswa pasti tidak jauh dari kertas.
Apalagi kalau pas udah buat laporan atau makalah atau tugas akhir bahkan
skripsi. Pasti banyak banget menghabiskan kertas. Ber-rim-rim. Ber-kilo-kilo
kertas dibuang kalo udah kena coret, kena revisi, sama dosen. Coba kalo masalah
kertas untuk kebutuhan ini didiskusikan, dinegokan, sama dosen atau pihak
kampus untuk menggunakan kertas daur ulang. Atau enggak kita mulai dari diri
sendiri untuk menulis laporan, makalah, tugas akhir, skripsi di kertas daur
ulang. Hhmmm bisa mulai dicoba nih…
Ehiya, ternyata para aktivis
lingkungan itu, Manggrove Surabaya, buanyak dan berkali-kali lho mendapatkan terror
sms, serangan ancaman bahkan pembunuhan karakter dari para pengembang, industri
penggila mata uang. Tapi mereka tetap teguh pada apa yang mereka yakini karena
setiap langkah mereka serahkan kepada Tuhan Alam Semesta. Jadi, tidak ada ketakutan
sedikitpun. *standing applouss
***
Saat itu kak Achi juga
menceritakan pengalamannya selama dikirim ke hutan di Tapanuli. Sebelumnya kak
Achi sama sekali belum pernah pergi ke hutan. Saat mau berangkat kak Achi sudah
membayangkan wah asik ke hutan. Bisa seru-seruan. Tapi apa yang kak Achi rasakan
setelah sampai di hutan dan tinggal di dalamnya? Mata dan hati-nya benar-benar
dibuka oleh kearifan-kearifan lokal yang ada di dalam kehidupan hutan-hutan
Indonesia. Dari yang dulu cuma merhatiin sekeliling aja, sekarang kak Achi jadi terpanggil gimana caranya bantu
lingkungan hutan Indonesia biarpun hanya bisa melalui lagu.
Di akhir cerita pengalamannya
tersebut kak Achi mengatakan, kita di dunia ini kan semuanya udah dikasih jadi
tugasnya ya menjaga apa yang sudah dikasih. Ntar kalo yang dikasih udah hilang
baru nyesel. Iya nggak?
Kalo pengen tau lengkapnya gimana
cerita kak Achi dan para musisi musika foresta selama dikirim ke hutan, kalian
bisa banget kok. Tonton-disini
Diakhir acara sebenarnya ada
penampilan dari Arley band, dan Kak Achi feat. Asido Manullang tapi aku
nggak nge-rekam penampilannya soalnya aku
pengen menikmati dan meresapi lirik-lirik dan instrument lagunya. Karena
itulah cara menikmati suatu karya seni yang paling nikmat. - menurutku -
Tapi kalian bisa dengerin lagunya
di Spotify ataupun iTunes kok. Kalo mau dengerin sama lihat official video-nya
juga bisa disini
Okey, sebelum selesai acaranya dan pada bubar orangnya ini sesi paling penting.
foto keluarga dulu |
Yup! foto bersama geeessss...
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Bicara soal Hutan. Dulu dari SD kelas 3 kira -kira tahun 2007 udah jadi siaga Pramuka diajak jelajah ke hutan dan nanem 5 pohon akasia per orang. jarak dari kota ke hutan itu kira-kira 2,5 jam. Setiap pohon kami kasih ID kami dari kuningan yang di ukir nama. Tiap 5 atau 6 bulan sekali kami selalu sempatin liat pertumbuhan pohon-pohon yang kami tanam kami siramin ama larutan Monosodium glutamat biar subur dan kami rutin shalawatin. Dari tinggi bibitnya cuma setinggi dengkul ku jaman SD sampai tahun 2014 sudah tinggi banget dan kokoh. Karena 2014-2015 disibukin sama kegiatan UN dan masuk kuliah Aku sudah enggak datengin lagi tu hutan. Pas 2016 pasca kebakaran hutan habis-habisan di Kalimantan sampe kabut asap menguning. Alhasil pas liburan aku putuskan buat pulang ke Kalimantan dan dari atas pesawat pun hutan sudah enggak hijau lagi, sudah pada hitam dan gersang dan itu luas banget. Besoknya aku minta temanin kakak pembina pramuka untuk antar Aku ke hutan dan memang betul. 5 pohon Akasia ku dan puluhan pohon teman2 ku sudah enggak ada lagi. Disitu rasanya gatau sedih, marah dan kecewa dan aku lihat pas mulai masuk hutan ada papan yang intinya lahan itu akan dijadikan proyek kebun sawit yang pemiliknya / pemilik saham terbesarnya orang dari negara sebelah. Disaat itu aku bingung mau salahkan siapa, saat negara sebelah marah dengan kita karena asap yang turut mengganggu mereka tapi bahkan mereka enggak tau siapa yang nyuruh orang untuk membakar itu. Jadi apa yang salah dengan kita? Hukumnya, kesadaran masyarakat kah? atau aspek lain?
BalasHapusAyok berkaca bareng-bareng
BalasHapuskelinci99
BalasHapusTogel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
yukk daftar di www.kelinci99.casino