Saat tulisan ini diketik menggunakan keyboard Xiaomi MIIIW, waktu menunjukkan pukul 2 dini hari. PPKM Level 4 Episode II sedang memasuki hari-hari terakhir. Sudah mulai ingin mengeluarkan isi kepala yang semakin ditahan makin ganggu.
Ini sebuah cerita legenda tua dari dunia sihir. Seorang master dalam trik melarikan diri, namanya lebih dikenal sebagai Harry Houdini.
Houdini sangat mahir dalam melarikan diri dari penjara manapun. Semua penjara di dataran Amerika bahkan di Eropa pernah dijebol sama Houdini. Kala itu di tournya Houdini menyambangi salah satu penjara, doi masuk ke dalam sel penjara dengan pakaian yang dikenakannya dan menjanjikan akan keluar dari sel penjara dalam satu jam. Namun, pihak penjara memberi batas waktu 2 jam untuk Houdini keluar dari dalam jeruji besi.
Dengan sangat percaya diri Houdini berjalan masuk ke dalam sel penjara dan sipir penjara menutup dan menggembok jeruji besi tersebut.
Setelah di dalam, hal pertama yang Houdini lakukan adalah melepas outwear yang dikenakannya lalu melepas ikat pinggang dan mengeluarkan sepotong baja sepanjang 20 cm yang doi sembunyikan di dalam ikat pinggangnya. Sepotong baja yang sangat kuat namun sangat lentur. Dari itu Houdini mulai bekerja, doi mulai mengkorek-korek gembok pada pintu jeruji besi tersebut.
Waktu berjalan 30 menit, kepercayaan diri yang dimiliki Houdini ketika masuk sel penjera tersebut mulai menghilang. Gugup, keringat kepanikan perlahan mengikis rasa percaya dirinya. Tepat di satu jam seperti yang dijanjikan Houdini, bahwa doi bisa keluar ternyata doi malah bermandikan keringat dan masih di dalam sel penjara. Pada batas waktu 2 jam Houdini kalah. Jatuh! Berhadapan dengan pintu sel penjara tersebut.
Ketika Houdini terjatuh, kemudian terbuka. Yang terbuka karena pintu sel penjara itu sebenarnya tidak dikunci oleh sipir yang memasukkan Houdini ke dalam sel penjara 2 jam yang lalu.
Namun, sudah terlanjur pintu itu terkunci dengan sangat rapat di dalam pikiran Houdini. Karena doi tau itu penjara paling ketat dan nomor satu tingkat keamanannya di dunia.
The mind is powerful!
Seberapa
banyak pintu hidup yang menurut kita terkunci, tetapi sebenarnya tidak?
Berapa
kali terjebak di dalam penjara mental soal overthinking?
Ketika tidak ada musuh di dalam, musuh di luar tidak akan membahayakan. Pikiran kita masing-masing adalah yang paling kuat yang pernah kita hadapi sebenarnya. Pikiran akan memberi tau kebohongan. Pikiran akan memberi tau ini tidak bisa dilakukan! Aku tidak ditakdirkan untuk itu! Aku payah untuk hal tersebut! Ini tidak bisa diteruskan! Aku tidak memiliki energi untuk ini!
Mereka tidak sepenuhnya salah, berterimakasih pada pikiran tersebut dan melanjutkan apa yang sudah dimulai dan sedang lakukan.
Seperti yang ditunjukkan Houdini pada cerita di awal tulisan. Satu-satunya pintu terkunci yang ada, adalah di dalam pikiran kita masing-masing. Pintu-pintu dalam kenyataan di luar sana selalu terbuka lebar. Always!
Dan yang harus dilakukan adalah berjalan melalui pintu-pintu tersebut!
(*)
Di Penjara Masing-Masing
Tulisan ini sudah direncanakan untuk diposting kurang lebih dua minggu yang lalu. Nyatanya? selesai diketik dan dirampungkan sampai di posting baru pada hari ini.
Teruntuk kalian yang sudah pernah merasakan hal semacam kasus yang aku alami diatas, selamat datang! engga engga bercanda
Selamat datang, semoga masih betah membaca. dibawah nanti aku mau coba menuliskan tentang kasus yang aku alami seperti yang ada di paragraf awal postingan ini. Gimana? Lanjut?
Oke lanjut!
Ya, karena menyusun kerangka ini aku cuma biarkan tetap membayangkan di kepala saja sampai benar sempurna sebelum aku tuangkan ke google document dengan segala harapan kesempurnaan yang aku bayangkan tadi.
Terlena. Ya, kadang --aku, kamu, kita sangat mudah terlena saat mencoba menyusun rencana agar optimal sebagai perubahan untuk kesempurnaan. Misal, cara paling cepat menaikkan kunjungan blog, apa platform terbaik untuk dijadikan tempat menawarkan jasa freelance atau gini biasa kalimatnya ’biasanya kalian kalau freelance yang enak dan mudah itu dimana?’, ide usaha sampingan apa yang cepat menghasilkan.
Pendekatan-pendekatan tersebut yang sering kali aku jangkau, terbesit pertama kali, di kepala.
Terlalu berfokus memikirkan pendekatan terbaik sehingga tidak pernah sampai beraksi. Pepatah Italia mengatakan ‘the best is the enemy of the good’. Istilah dari seorang penulis bernama James Clear adalah in motion dan action. Ketika in motion, saat membuat rencana, membuat strategi, membicarakan gagasan-gagasan. Hal yang baik, tetapi tidak memproduksi hasil. Namun, action lah perilaku yang memberikan hasil.
In motion tidak memberikan hasil, lalu mengapa seringkali --aku, kamu, kita melakukannya?
Kadang kala melakukan in motion memungkinkan kita merasa seolah-olah kita mendapat kemajuan. merasa sudah mengerjakan sesuatu itu. Padahalkan, sesungguhnya hanya bersiap untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Nah, ketika persiapan ini menjadi semacam cara atau upaya menunda, ada yang perlu diubah disitu.
Kayak kasus dibawah ini, sebuah persiapan yang menjadi akal-akalan untuk menunda.
Pikirku adalah dengan menyusun kerangka tulisannya biar menjadi sempurna dulu. Mengumpulkan sebanyak-banyaknya gagasan untuk artikel ini, yang pada akhirnya, justru aku hanya sedikit bisa menunjukkan bukti-bukti usaha untuk menjadikan tulisan ini sebuah artikel utuh yang akan bisa dibaca pada blog. In motion doang gak bikin kelar!
Padahalkan hanya perlu untuk sungguh duduk, membuka laptop, dan mulai menulis artikel ini. Have to action!
Pertanyaan buat kalian. Gimana kalian melaksanakan beberapa gagasan-gagasan, atau bahkan project-project pribadinya kalian? Apakah berada di in motion sampai dirasa selesai baru lanjut ke action? apakah in motion sedikit jalan action, in motion dikit jalan action?
Hanya ingin tau aja. Senang sekali kalau mau berdiskusi asik di kolom komentar.
Bergerak bertindak
Beberapa waktu lalu, aku pergi ke kantor N*T. Semestinya pergi kesananya itu ramean bareng teman-teman, cuma pagi itu mataku berat sekali untuk hanya sekedar terbuka dan gravitasi kasur yang sedang besar. Jadinya, aku bangun melewati jam keberangkatan kereta yang harusnya mengantarkan kami untuk sampai ke tempat tujuan.
Ya, karena kereta tidak seperti kamu yang kalau ditanya mau makan dimana jawabnya terserah. Yaudah aku ditinggal. tut...tut...tutt…. Mau berangkat jam berapa? Terserah... Kan tidak mungkin begitu kalau kereta mah
Akhirnya aku menyusul menggunakan bus tayo, dia bis kecil ramah. Melaju, melambat tayo selalu senang~…
Menikmati sepanjang perjalanan membuat aku merasa kok cepet banget tiba-tiba sampai terminal pemberhentianku.
Seusai turun dari bus tayo, aku bergegas mengarah ke pintu keluar terminal dan sedikit menjauh dari area terminal untuk memesan ojek online. Kebiasaanku memesan ojol selalu begitu.
Aku jelaskan ancer-ancer lokasi jemputku dengan harapan untuk memudahkan mencari keberadaanku.
Mas ojolnya berhasil menemukan keberadaanku dan mengkonfirmasi apakah benar aku yang memesan.
Setelah terkonfirmasi, Mas-nya langsung mengambilkan helm yang tersimpan di dalam jok motornya.
Mas ojolnya sambil menyodorkan helm, “Ini mas helmnya silahkan dipakai”
Aku jawabin sambil nerima helmnya, “Terimakasih. Saya pakai ya”
Diperjalanan mas ojolnya membuka omongan dan nanya, “Ini mas dari mana? dan mau kemana tujuannya? Alhamdulillah ini saya nyantol di mas. Kemarin-kemarin saya sepi sekali, mas. Ngga ada yang nyantol”
Pas mesan ojol ini tujuanku emang tidak langsung ke kantor N*T, aku mampir ke tempat makan dulu, karena teman-temanku yang berangkat duluan dengan kereta tadi juga sudah menungguku sambil makan siang disana.
Dan memang akhir-akhir ini sering hujan lebat, jadi mungkin orderan yang masuk ke masnya juga jarang.
Aku jawabin, “Ohiya alhamdulillah, mas. Semoga setelah ini banyak yang nyantol, mas. Ini saya dari Kediri. Nanti mau ke kantor N*T, mas. Ada acara disana”
Si mas ojolnya nimpalin, “Oh istri saya dari Nganjuk, mas. Kalau saya asli sini”
Belum sempat aku bertanya si mas ojolnya melanjutkan, “Dulu saya bertemu istri saya itu juga karena ojol ini, mas”
Terus aku yang penuh rasa penasaran bertanya, “Wah iya ya? Ceritanya bagaimana itu, mas?”
Si mas ojol memulai kisahnya, “Dulu pertama kalinya itu istri saya ini pulang dari pabrik dia memesan ojol. nyantollah di saya orderannya”
lanjutnya, “Waktu itu juga hujan deras, mas. Saya iba juga, katanya dia udah order beberapa kali tapi ngga ada yang mau nerima orderannya. akhirnya nyantol di saya. Yaudah saya ambil aja, mas. Wong rejeki.”
Terus aku nyeletuk, “Sampean bisa sampe kesemsem gimana itu, mas?”
Dia jawabin, “Saya juga ngga tau ya, mas. Waktu saya nganterin pertama kali itu saya ngerasa beda gitu rasanya. Terus akhirnya saya mintain nomor dia, mas. Setiap hari saya nawarin buat jadi penumpang langganan. Jadi setiap sore jam pulang pabriknya dia, saya matikan aplikasi biar ngga ada orderan masuk, mas. Soalnya saya ada jadwal buat nganter dia pulang dari pabrik”
Aku timpalin, “Wih sangar, mas”
Dia lanjutin, “Iya itu jalan sampai setahunan lebih, mas. Terus karena saya sudah makin nyaman, saya ngajak ke dia buat lebih serius untuk berumah tangga. Sekarang sudah ada si kecil, mas. Baru 7 bulanan kemarin.”
Aku yang turut bahagia mendengarnya dan refleks merespon, “Wih selamat, mas. Semoga lancar-lancar semuanya kedepan”
Tak terasa tiba-tiba nyampe aja ke tujuanku. Mas ojolnya menghentikan laju motornya, “Betul yang ini tempatnya ya, mas?”
Aku menyauti, “Iya mas bener kayanya. Itu ada teman-teman saya disana”
Belum sempat aku mengucap terimakasih mas ojol lebih dulu bilang, “Terimakasih mas, maaf kalau saya tadi banyak ngomong”
Sambil aku lepas helm dan mengembalikan ke mas ojolnya aku jawabin, “Iya samasama, mas. Harusnya saya yang terimakasih sudah dianterin sampai sini diceritain banyak juga”
Aku tersenyum-senyum sendiri sambil berjalan menghampiri teman-temanku yang sudah menyantap makanan di dalam. Kemudian aku kepikiran, betapa mudahnya kebahagiaan itu menular.
-SEEYOUU
When I See You (*)
Day 32 of 365
Jumat Agung
Yup!, Minimal nama kamu harus muncul di hasil pencarian search engine google(dot)com atas query nama seseorang. Jadi, siapapun di dunia ini yang membutuhkan sentuhan maupun karyamu dapat dengan mudah mengontak dan bekerjasama.
Soalnya medium tersebut akan mengkonfirmasi siapa sebenarnya kamu? Apa karya kamu selama ini? de el el…
Bisa saja kan?
Ngeblog, Masih Jamankah?
ETIKA MELEWATI KERUMUNAN
Wilayah Timur: Spot Riyadi, Bukit Bintang & Watu Amben
Bukit paralayang |
Puncak sosok |
Waduk sermo |
Mulia Toserba |
Pamella Supermarket |
Sego kucing angkringan |
Warmindo |
Tapi harus sabar dengan macetnya, ya.
Sunmor UGM |
dazzle |
Tutorial Urip di Jogja
tiket sudah ditangan |
lampu baca |
Dingin bbrrr 23 derajat |
jangan lupa ngancingnya juga 2 kali |
ini pakai toilet duduk ya |
lengkap dengan kaca besar |