Tampilkan postingan dengan label Cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita. Tampilkan semua postingan




Saat tulisan ini diketik menggunakan keyboard Xiaomi MIIIW, waktu menunjukkan pukul 2 dini hari. PPKM Level 4 Episode II sedang memasuki hari-hari terakhir. Sudah mulai ingin mengeluarkan isi kepala yang semakin ditahan makin ganggu.

Ini sebuah cerita legenda tua dari dunia sihir. Seorang master dalam trik melarikan diri, namanya lebih dikenal sebagai Harry Houdini.

Houdini sangat mahir dalam melarikan diri dari penjara manapun. Semua penjara di dataran Amerika bahkan di Eropa pernah dijebol sama Houdini. Kala itu di tournya Houdini menyambangi salah satu penjara, doi masuk ke dalam sel penjara dengan pakaian yang dikenakannya dan menjanjikan akan keluar dari sel penjara dalam satu jam. Namun, pihak penjara memberi batas waktu 2 jam untuk Houdini keluar dari dalam jeruji besi.

Dengan sangat percaya diri Houdini berjalan masuk ke dalam sel penjara dan sipir penjara menutup dan menggembok jeruji besi tersebut.

Setelah di dalam, hal pertama yang Houdini lakukan adalah melepas outwear yang dikenakannya lalu melepas ikat pinggang dan mengeluarkan sepotong baja sepanjang 20 cm yang doi sembunyikan di dalam ikat pinggangnya. Sepotong baja yang sangat kuat namun sangat lentur. Dari itu Houdini mulai bekerja, doi mulai mengkorek-korek gembok pada pintu jeruji besi tersebut.

Waktu berjalan 30 menit, kepercayaan diri yang dimiliki Houdini ketika masuk sel penjera tersebut mulai menghilang. Gugup, keringat kepanikan perlahan mengikis rasa percaya dirinya. Tepat di satu jam seperti yang dijanjikan Houdini, bahwa doi bisa keluar ternyata doi malah bermandikan keringat dan masih di dalam sel penjara. Pada batas waktu 2 jam Houdini kalah. Jatuh! Berhadapan dengan pintu sel penjara tersebut.

Ketika Houdini terjatuh, kemudian terbuka. Yang terbuka karena pintu sel penjara itu sebenarnya tidak dikunci oleh sipir yang memasukkan Houdini ke dalam sel penjara 2 jam yang lalu.

Namun, sudah terlanjur pintu itu terkunci dengan sangat rapat di dalam pikiran Houdini. Karena doi tau itu penjara paling ketat dan nomor satu tingkat keamanannya di dunia.


The mind is powerful!


Seberapa banyak pintu hidup yang menurut kita terkunci, tetapi sebenarnya tidak?

Berapa kali terjebak di dalam penjara mental soal overthinking?

Ketika tidak ada musuh di dalam, musuh di luar tidak akan membahayakan. Pikiran kita masing-masing adalah yang paling kuat yang pernah kita hadapi sebenarnya. Pikiran akan memberi tau kebohongan. Pikiran akan memberi tau ini tidak bisa dilakukan! Aku tidak ditakdirkan untuk itu! Aku payah untuk hal tersebut! Ini tidak bisa diteruskan! Aku tidak memiliki energi untuk ini!

Mereka tidak sepenuhnya salah, berterimakasih pada pikiran tersebut dan melanjutkan apa yang sudah dimulai dan sedang lakukan.

Seperti yang ditunjukkan Houdini pada cerita di awal tulisan. Satu-satunya pintu terkunci yang ada, adalah di dalam pikiran kita masing-masing. Pintu-pintu dalam kenyataan di luar sana selalu terbuka lebar. Always!

Dan yang harus dilakukan adalah berjalan melalui pintu-pintu tersebut!



(*)

Di Penjara Masing-Masing




Tulisan ini sudah direncanakan untuk diposting kurang lebih dua minggu yang lalu. Nyatanya? selesai diketik dan dirampungkan sampai di posting baru pada hari ini.

Teruntuk kalian yang sudah pernah merasakan hal semacam kasus yang aku alami diatas, selamat datang! engga engga bercanda

Selamat datang, semoga masih betah membaca. dibawah nanti aku mau coba menuliskan tentang kasus yang aku alami seperti yang ada di paragraf awal postingan ini. Gimana? Lanjut?

Oke lanjut!

Ya, karena menyusun kerangka ini aku cuma biarkan tetap membayangkan di kepala saja sampai benar sempurna sebelum aku tuangkan ke google document dengan segala harapan kesempurnaan yang aku bayangkan tadi.

Terlena. Ya,  kadang --aku, kamu, kita sangat mudah terlena saat mencoba menyusun rencana agar optimal sebagai perubahan untuk kesempurnaan. Misal, cara paling cepat menaikkan kunjungan blog, apa platform terbaik untuk dijadikan tempat menawarkan jasa freelance atau gini biasa kalimatnya ’biasanya kalian kalau freelance yang enak dan mudah itu dimana?’, ide usaha sampingan apa yang cepat menghasilkan.

Pendekatan-pendekatan tersebut yang sering kali aku jangkau, terbesit pertama kali, di kepala.

Terlalu berfokus memikirkan pendekatan terbaik sehingga tidak pernah sampai beraksi. Pepatah Italia mengatakan ‘the best is the enemy of the good’. Istilah dari seorang penulis bernama James Clear adalah in motion dan action. Ketika in motion, saat membuat rencana, membuat strategi, membicarakan gagasan-gagasan. Hal yang baik, tetapi tidak memproduksi hasil. Namun, action lah perilaku yang memberikan hasil.

In motion tidak memberikan hasil, lalu mengapa seringkali --aku, kamu, kita melakukannya?

Kadang kala melakukan in motion memungkinkan kita merasa seolah-olah kita mendapat kemajuan. merasa sudah mengerjakan sesuatu itu. Padahalkan, sesungguhnya hanya bersiap untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Nah, ketika persiapan ini menjadi semacam cara atau upaya menunda, ada  yang perlu diubah disitu.

Kayak kasus dibawah ini, sebuah persiapan yang menjadi akal-akalan untuk menunda.

Pikirku adalah dengan menyusun kerangka tulisannya biar menjadi sempurna dulu. Mengumpulkan sebanyak-banyaknya gagasan untuk artikel ini, yang pada akhirnya, justru aku hanya sedikit bisa menunjukkan bukti-bukti usaha untuk menjadikan tulisan ini sebuah artikel utuh yang akan bisa dibaca pada blog. In motion doang gak bikin kelar!

Padahalkan hanya perlu untuk sungguh duduk, membuka laptop, dan mulai menulis artikel ini. Have to action!

Pertanyaan buat kalian. Gimana kalian melaksanakan beberapa gagasan-gagasan, atau bahkan project-project pribadinya kalian? Apakah berada di in motion sampai dirasa selesai baru lanjut ke action? apakah in motion sedikit jalan action, in motion dikit jalan action?

Hanya ingin tau aja. Senang sekali kalau mau berdiskusi asik di kolom komentar.





-SEEYOUU

When I See You (*)

Bergerak bertindak

kacamatabintang-blogspot


Beberapa waktu lalu, aku pergi ke kantor N*T. Semestinya pergi kesananya itu ramean bareng teman-teman, cuma pagi itu mataku berat sekali untuk hanya sekedar terbuka dan gravitasi kasur yang sedang besar. Jadinya, aku bangun melewati jam keberangkatan kereta yang harusnya mengantarkan kami untuk sampai ke tempat tujuan.

Ya, karena kereta tidak seperti kamu yang kalau ditanya mau makan dimana jawabnya terserah. Yaudah aku ditinggal. tut...tut...tutt…. Mau berangkat jam berapa? Terserah... Kan tidak mungkin begitu kalau kereta mah

Akhirnya aku menyusul menggunakan bus tayo, dia bis kecil ramah. Melaju, melambat tayo selalu senang~…

Menikmati sepanjang perjalanan membuat aku merasa kok cepet banget tiba-tiba sampai terminal pemberhentianku.

Seusai turun dari bus tayo, aku bergegas mengarah ke pintu keluar terminal dan sedikit menjauh dari area terminal untuk memesan ojek online. Kebiasaanku memesan ojol selalu begitu.

Aku jelaskan ancer-ancer lokasi jemputku dengan harapan untuk memudahkan mencari keberadaanku.

Mas ojolnya berhasil menemukan keberadaanku dan mengkonfirmasi apakah benar aku yang memesan. 

Setelah terkonfirmasi, Mas-nya langsung mengambilkan helm yang tersimpan di dalam jok motornya.

Mas ojolnya sambil menyodorkan helm, “Ini mas helmnya silahkan dipakai”

Aku jawabin sambil nerima helmnya, “Terimakasih. Saya pakai ya”

Diperjalanan mas ojolnya membuka omongan dan nanya, “Ini mas dari mana? dan mau kemana tujuannya? Alhamdulillah ini saya nyantol di mas. Kemarin-kemarin saya sepi sekali, mas. Ngga ada yang nyantol”

Pas mesan ojol ini tujuanku emang tidak langsung ke kantor N*T, aku mampir ke tempat makan dulu, karena teman-temanku yang berangkat duluan dengan kereta tadi juga sudah menungguku sambil makan siang disana. 

Dan memang akhir-akhir ini sering hujan lebat, jadi mungkin orderan yang masuk ke masnya juga jarang.

Aku jawabin, “Ohiya alhamdulillah, mas. Semoga setelah ini banyak yang nyantol, mas. Ini saya dari Kediri. Nanti mau ke kantor N*T, mas. Ada acara disana”

Si mas ojolnya nimpalin, “Oh istri saya dari Nganjuk, mas. Kalau saya asli sini”

Belum sempat aku bertanya si mas ojolnya melanjutkan, “Dulu saya bertemu istri saya itu juga karena ojol ini, mas”

Terus aku yang penuh rasa penasaran bertanya, “Wah iya ya? Ceritanya bagaimana itu, mas?”

Si mas ojol memulai kisahnya, “Dulu pertama kalinya itu istri saya ini pulang dari pabrik dia memesan ojol. nyantollah di saya orderannya”

lanjutnya, “Waktu itu juga hujan deras, mas. Saya iba juga, katanya dia udah order beberapa kali tapi ngga ada yang mau nerima orderannya. akhirnya nyantol di saya. Yaudah saya ambil aja, mas. Wong rejeki.”

Terus aku nyeletuk, “Sampean bisa sampe kesemsem gimana itu, mas?”

Dia jawabin, “Saya juga ngga tau ya, mas. Waktu saya nganterin pertama kali itu saya ngerasa beda gitu rasanya. Terus akhirnya saya mintain nomor dia, mas. Setiap hari saya nawarin buat jadi penumpang langganan. Jadi setiap sore jam pulang pabriknya dia, saya matikan aplikasi biar ngga ada orderan masuk, mas. Soalnya saya ada jadwal buat nganter dia pulang dari pabrik”

Aku timpalin, “Wih sangar, mas”

Dia lanjutin, “Iya itu jalan sampai setahunan lebih, mas. Terus karena saya sudah makin nyaman, saya ngajak ke dia buat lebih serius untuk berumah tangga. Sekarang sudah ada si kecil, mas. Baru 7 bulanan kemarin.”

Aku yang turut bahagia mendengarnya dan refleks merespon, “Wih selamat, mas. Semoga lancar-lancar semuanya kedepan”

Tak terasa tiba-tiba nyampe aja ke tujuanku. Mas ojolnya menghentikan laju motornya, “Betul yang ini tempatnya ya, mas?”

Aku menyauti, “Iya mas bener kayanya. Itu ada teman-teman saya disana”

Belum sempat aku mengucap terimakasih mas ojol lebih dulu bilang, “Terimakasih mas, maaf kalau saya tadi banyak ngomong”

Sambil aku lepas helm dan mengembalikan ke mas ojolnya aku jawabin, “Iya samasama, mas. Harusnya saya yang terimakasih sudah dianterin sampai sini diceritain banyak juga”

Aku tersenyum-senyum sendiri sambil berjalan menghampiri teman-temanku yang sudah menyantap makanan di dalam. Kemudian aku kepikiran, betapa mudahnya kebahagiaan itu menular.



-SEEYOUU

When I See You (*)

Day 32 of 365



Tertidur di kelas difoto temen @faizbnwpic

Saat tulisan ini diketik semua masyarakat sedang berada dalam karantina mandiri karena berlakunya psbb akibat pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia.

Hari ini jumat, bertepatan dengan hari libur Jumat Agung. Aku seharian tidak bisa beranjak lepas dari tempat tidur. Sesekali tersadar tapi pengen merem terus terusan, bukan tanpa alasan.

Aku orang yang pendiam, itu yang aku rasa. Sebagian besar orang-orang di lingkungan ku sepakat begitu juga. Kata orang-orang enak kalau jadi orang yang pendiam sepertiku. Banyak hal yang bisa dipikirin dan dirasakan tanpa ada konflik dengan yang lain.

Ya, hal yang biasa bagiku sampe 10 tahun mungkin, tapi semakin kesini kerasa juga, capek.

Hhmm, emang aku nggak terbiasa terbuka dan cerita kepada orang lain. Juga dengan orangtua sendiri. Setiap masalah ya akan menjadi masalahku sendiri, bisa jadi aku selesein atau kabur menjauh dari hal itu. Hari-hari seperti itu rasanya selalu panjang, rasanya selalu tenggelam disaat orang-orang lain hanya ngeliat biasa aja. Seakan baik-baik aja.

Terkadang aku nggak bisa beranjak dari kasur tanpa ada pemantik yang membawaku kuat untuk berdiri dan keluar beranjak dari tempat tidur. Di hari tersebut itu rasanya sudah nggak ada artinya, yang dipikirkan cuma pengen sudah. Mati.

Dan menjalani hari cuma dengan pikiran “yang penting hari ini terlalui”. Udah gitu aja.

Rasa sesak yang sudah berlarut-larut dirasain lama-lama menjadi biasa. Mentoleransi rasa resah cuma agar terlihat normal di hadapan orang lain. Dipaksa dan diharap selalu ‘baik-baik saja’ oleh semuanya. Di saat sebenarnya sedang teriak-teriak di dalam kepala dan pengen gebuk-gebukin muka sendiri, jambakin rambut, dan nangis-nangis sendiri.


YA TUHAN, CAPEK BANGET!


Kalau melihat ke belakang dan melihat atas semua hal yang aku lakuin agar terlihat ‘normal’. Aku akan mengaku, aku sakit hati. Nutup-nutupin banyak hal dan seolah sedang tidak ada apa-apa.

Umb, akhir tahun lalu akhirnya aku mencapai titik dimana aku memberanikan bercerita ke orangtuku dan mencoba seada-adanya.

Aku bercerita, di hadapanku bapak dan di samping kananku ibu. Di tengah bercerita suaraku mengecil dengan sendirinya, aku nggak mampu untuk mengeluarkannya lebih keras lagi, sampai bapak harus mendekatkan telinganya tepat di dekat bibirku agar bisa mendengar lanjutan ceritaku.

Disitu ibu mendekapku, memeluk dan dia bilang,
“Pancen gung wayahmu, le. Sok lek wes wayahmu yo teko”




-SEEYOUU
When I See You

Jumat Agung




Dunia blogging gak seramai dulu, ya

Menurutku, Revolusi Industri 4.0 memengaruhi cara pandang orang yang mulai 'melek' sebagai individu dalam menyampaikan suatu informasi. Setiap kamu secara tidak sadar menjadi otomatis sebagai jalan tol akan peredaran informasi yang sangat pesat. Misalnya di twitter, dalam hitungan menit saja bisa dengan begitu cepat mendistribusikan sebuah tweet menjadi Trending Topic.

Kabar baiknya,

Setiap konten yang berhubungan dengan seorang individu ( profil blog / nama akun media sosial kamu ) bisa menjadi Curriculum Vitae.

Yup!, Minimal nama kamu harus muncul di hasil pencarian search engine google(dot)com atas query nama seseorang. Jadi, siapapun di dunia ini yang membutuhkan sentuhan maupun karyamu dapat dengan mudah mengontak dan bekerjasama.

Baca juga: Podcast, Masa Depan Konten


Dan sebagai pada umumnya Curriculum Vitae yang di dalamnya tertuliskan apa saja yang pernah dilakukan. Dengan ngeblog disertai kenyeh di platform media sosial dan media blogging, memberikan kamu kemungkinan untuk memperoleh Curriculum Vitae yang memuaskan.

Soalnya medium tersebut akan mengkonfirmasi siapa sebenarnya kamu? Apa karya kamu selama ini? de el el…

Itu salah satunya manfaat kenapa harus nyata di dunia maya. Mulai aja dulu menjadi nyata di dunia maya dengan nge-Blog. Mungkin ada pada saatnya nanti menulis Curriculum Vitae untuk melamar anak orang pekerjaan, tidak diharuskan lagi ditulis lalu diprint. Melainkan hanya dimintai alamat Blog atau media sosial aja.

Bisa saja kan?

Gimana menurut kamu? Ayo berbagi di kolom komentar yuk!


-SEEYOUU
When I See You (*)

Ngeblog, Masih Jamankah?


Jogja atau Yogyakarta. . .

Selamat datang (maha)siswa baru yang merantau atau (maha)siswa yang baru merantau karena telah diberi kesempatan dan kenikmatan untuk menjalani kehidupannya di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kata bapak ku, Jogja itu damai. Kehidupan masyarakatnya njawani, tidak keras, cuacanya ngga ekstrim, sembarangnya masih murah dan orang-orangnya santun.

Kalo kata ibu ku, Jogja itu jauh. Berjarak 258 kilometer—menurut gugelmep—dari rumah, rasa makanannya manis-manis, kehidupannya rukun.

Sementara kata teman ku, tiap sudut Jogja itu romantis. Ada kalanya terlihat manis, tapi sesekali bikin nangis. Jogja juga mbingungi, bikin bingung gimana cara buat ngelepasin. Harus dengan senyuman atau dengan air mata.


Pernah ngebayangin bagaimana tiap manusia yang ada di Jogja selalu bergerak tanpa henti untuk merawat jati diri. Merawat tradisi dan juga bagaimana cara mereka memanusiakan manusianya. Seperti kata pepatah “dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung”. Ini kisah, life hack dan tips, berjuang hidup yang aku alami selama nunut urip di Daerah Istimewa Yogyakarta sampe detik ini.

GUNAKAN ARAH MATA ANGIN SEBAGAI PETUNJUK ARAH

Hal yang paling dasar ini harus banget dimengerti dan dipahami bagi orang-orang yang menginjakkan kaki disini. Warga Jogja terbiasa menggunakan mata angin untuk menunjukkan suatu lokasi. Misalnya ketika bertanya suatu tempat, etika jika pakai motor pastikan mematikan mesin motor, buka helm, turun dari motor, dan mulai bertanya atau jika pakai mobil matikan mesin mobil, turun dari mobil, kemudian bertanya.

“Nuwunsewu, Malioboro ke barat ada burjo apa tidak?”

Kalau bingung arah mata anginnya, sebagai kunci saat berada di kota dan bisa melihat gunung Merapi itu berarti sedang menghadap ke utara.
          
Peta patokan arah

ETIKA MELEWATI KERUMUNAN

Dalam interaksi sehari-hari disini orang yang lebih muda akan selalu membungkukkan badannnya ketika sedang berjalan di kerumunan atau di depan orang yang lebih tua.  Memang etika ini sangat sepele, namun sangat sarat akan nilai-nilai. Salah satunya menandakan bahwa kamu bisa menghargai dan menempatkan posisi.

Bungkukkan badan sedikit sambil berkata “Permisi / Nuwunsewu / Nderek langkung”.

TEMPAT CARI MAKAN

Kalo bingung nyari tempat makan di kota yang budjet-able bareng pacar, teman-teman, atau sendirian aja. Bisa dicoba jalan-jalan ke area Seturan – Babarsari; Kaliurang; Taman Siswa; Malioboro; sekitaran Mandala Krida dan stadion Kridosono.

Silahkan diobok-obok sendiri, dipilih sesuai selera lidah dan kondisi perut masing-masing.

 Baca juga: Nasi Gorengnya Pendekar
TEMPAT NGOPI SYALALALA

Bukan coffee shop kopi-kopi kekinian tapi semacam tempat ngopi dengan pemandangan hamparan alam dari ketinggian.

Wilayah Utara: Area Tlogo Putri, Kaliurang
Wilayah Timur: Spot Riyadi, Bukit Bintang & Watu Amben
Wilayah Tenggara: Puncak Sosok
Wilayah Selatan: Bukit Paralayang (Parangtritis)
Wilayah Barat: Area Waduk Sermo
          
Bukit bintang


Bukit paralayang


Puncak sosok


Waduk sermo


PUSAT BELANJA MURAH

Kebiasaanku membeli stok keperluan dan kebutuhan hidup di tempat belanja yang murah:
+ Pamella Supermarket;
+ Mirota Kampus;
+ Mulia Toserba;
+ WS Swalayan;
          
Mirota Swalayan


Mulia Toserba


Pamella Supermarket


BUTUH BANTUAN DARURAT

Di Jogja ada sebuah grub facebook namanya Info Cegatan Jogja, biasanya orang-orang menyingkatnya ICJ. Membernya hampir 1 juta anggota. Ketika kena musibah, kehilangan pacar, dompet, uang, langsung post aja di grup ICJ, semuanya pasti ada jalan. www.facebook.com/groups/info.cegatan.jogja/

SALING TOLONG MENOLONG

Pernah suatu malam mengendarai motor menuju ke alun-alun utara untuk menemui seorang teman, tapi ketika sampai daerah Ngabean tiba-tiba motor mati mesin kehabisan bensin. Terpaksa nuntun motor malam-malam.

Dari belakang ada orang yang ngga aku kenal menanyai kenapa motornya dituntun. Kehabisan bensin atau bocor? Tanyanya. Kemudian orang itu bablas, tidak lama balik lagi membawa sebotol bensin. Saat aku kasih uang untuk membayar bensinnya, dijawab “Rasah… sante wae…”.

ANGKRINGAN & BURJO FOR LIFE

Sebetulnya makan di angkringan itu murah. Nasi kucing harganya 2 ribu, gorengan 5 ratusan, es teh 2 ribuan, sate usus 1 ribuan, sate telur puyuh 2 ribuan. Saking murahnya kadang terlena dan ngga kontrol. Jadi ngambil ini itu, malah bisa-bisa sekali makan habis > 20 ribu. Niatnya ngirit, malah kebablasan jajan jadi tambah boros.

Sego kucing angkringan


Warmindo
Begitu juga di burjoan, terlihatnya es teh dan indomie murah, tapi kalo dihitung-hitung makan nasi telur dadar plus esteh jatuhnya mahal juga. Irit ya tetep masak sendiri.

SUNMOR UGM

Kalo ngaku mahasiswa Jogja pasti sudah merasakan riuhnya pagi-pagi disini. Sunmor adalah Sunday Morning. Pasar kaget yang berlokasi di sepanjang Jalan Lembah UGM ini ada setiap minggu pagi sampai adzan dhuhur. Beragam penjual menjajakan dagangannya mulai dari jajanan, pakaian sampai perlengkapan kebutuhan kost ada semua.

Tapi harus sabar dengan macetnya, ya.


Sunmor UGM

AKSESORIS HARGA AMBYAR

Sudah tinggal di Jogja, pasti sudah pernah dengar Toko Dazzle. Toko Aksesoris ini begitu ramai dan digandrungi kaum mahasiswa karena jualannya yang lengkap. Kalo pas lagi promo bisa banting harga. Jadi, selalu pantau promo-promonya di akun instagramnya @promodazzle


dazzle

TEMPAT NANGIS TERBAIK DI JOGJA

Dududu... kalo ini udah ah kalian cari tau sendiri, ya! 🤣🤣🤣

Adalagi adalagi? Kalo masih ada monggo boleh dituliskan di kolom komentar. Cukup segini yang bisa aku bagikan di tulisan ini. Semangat buat maba-maba dan teman-teman perantau di Jogja.


-SEEYOUU
When I See You (*)

Tutorial Urip di Jogja



Mudik – kegiatan perantau untuk kembali ke kampungnya

Yap! Tahun ini aku mudik dari Kota Pelajar menuju ke Kota Tahu Taqwa menggunakan kereta api. Jauh-jauh hari aku sudah memutuskan untuk memilih menggunakan moda transportasi ini, tapi menahan untuk reservasi. Disaat teman-temanku pada sikut-sikutan rebutan reservasi tiket demi mengamankan kursi, aku malah sekedar memantau.

Pengen aja mencoba keberuntungan dengan tiket go show 😁😁 

Hari selasa malam di minggu terakhir bulan Ramadan aku berangkat dari Godean menuju ke Stasiun Tugu Yogyakarta. Aku tidak sendiri, berangkat ke stasiun bertujuh bareng teman-teman, soalnya sekalian ngupi di Kopi Joss Tugu yang dulu sempet tertunda dan beralih nge-teh di  kedai teh sinau.

Sekitar pukul 23:00WIB sampai di lokasi, area stasiun. Disaat teman-teman nyari tempat dan memesan kopi, aku mencoba mengecek jadwal keberangkatan kereta yang mungkin aku naiki ke loket stasiun. Ternyata ada Malabar keberangkatan pukul 00:00WIB dan Gajayana keberangkatan pukul 02:00WIB. Aku pilih Gajayana saja soalnya Malabar terlalu mepet jamnya. Kan mau ngupi dulu sama teman-teman sebelum pulang ke kampung masing-masing untuk lebaran.

Aku serahkan e-KTP kepada petugas loket, kemudian dibacakannya rincian tiketku

“Kereta Gajayana, stasiun tujuan Kediri, pukul 02:00WIB, ya”

“Iya betul” responku

“150Ribu” wuhhh hemat banyak hihihi. Setahuku kan harganya 460ribu-an, kalau tidak salah.

Tiket sudah ditangan. Aku kempali ke Kopi Joss untuk melanjutkan ngupi bersama teman-teman disana. Bercanda dan bercerita.

          
Tepat pukul 01:00WIB, kita berpisahan. Teman-teman kembali ke Godean, aku ke stasiun untuk check-in. Selesai itu langsung masuk stasiun, aku menunggu kedatangan Gajayana di bangku-bangku ruang tunggu stasiun. Ternyata banyak juga di jam segini yang menunggu-nunggu kedatangan kereta eksekutif ini.
          
tiket sudah ditangan

Ohiya, kereta api Gajayana adalah kereta Gambir – Malang PP. Dan merupakan kereta yang rangkaiannya eksekutif semua namun dirangkaian kali ini ada satu gerbong kereta luxury, iya yang kereta sleeper itu loh. Di gerbong luxurynya pakai generasi ke- 2 yang baru.
          
Gerbong yang aku naiki
Kereta berkode K10 17 09 ML yang artinya gerbong Eksekutif yang ditarik lokomotif mulai beroperasi pada tahun 2017 dengan nomor urut dinas 09 milik dipo Malang. Dengan fasilitas di dalamnya yaitu bantal, footrest, AC nya dingin banget, mode malam, lampu baca, tirai yang ditarik dari atas, stop kontak, reclining seat dan mbak-mbak prami yang ramah menawari ku selimut. EHE
          
night mode

lampu baca

Dingin bbrrr 23 derajat 

Karena kenyamanannya, lepas stasiun Klaten aku terlelap. Bangun-bangun lihat jam di gawaiku menunjukkan pukul 03:15 WIB, tidak berselang lama mbak-mbak prami membawa kotak dan kardus air mineral. Ternyata lagi membagikan makanan sahur.

TERIMAKASIH KAI! Dengan 150.000,- aku dapat fasilitas yang nyaman, dikasih makan sahur lagi.
          
Makan sahur diatas Gajayana
Selesai menyantap makan sahur. Tidak lama kemudian sampai di stasiun Madiun, kurang lebih pukul 04:18WIB. Subuh dulu…

Pukul 04:32WIB lepas stasiun Madiun aku tidak bisa tidur lagi. Akhirnya jalan-jalan ke gerbong lain dan ke toiletnya. Toiletnya bersih. Airnya lancar, closet berfungsi dengan baik, ada tissu, tempat sampah, cermin super gede, sabun cair, dan westafel.
          
pintunya dobel

jangan lupa ngancingnya juga 2 kali

ini pakai toilet duduk ya

lengkap dengan kaca besar

Selesai itu, aku kembali ke tempat duduk memandangi keluar melalui jendela kacanya yang lebar, jadi viewnya luas banget. Nampak matahari mulai mengeluarkan sinarnya dan masuk Jawa Timur disambut dengan hamparan hijaunya sawah lengkap dengan petaninya yang mulai beraktivitas.
         
Segerrr
Tepat 06:19WIB, kereta api Gajayana sampai di Stasiun Kediri. Telat 3 menit dari jadwal sih. Turun dari kereta aku disambut hawa segar dan suhu dinginnya pagi kota Kediri. Akhirnya…


-SEEYOUU
When I See You (*)

Naik Gajayana 150 Ribu Saja