Prasangka





Day 127 of 366.


Lengannya penuh dengan tattoo, telinganya dipersing. Jawab jujur apa yang pertama kali dipikiran mu?

 “Orang bertattoo mah bukan orang baik-baik pasti, preman, pasti nganggur!”

Begitu?

Kalau itu yang melintas di pikiran saat ngeliat objek seperti yang diatas, cuma mau bertanya, kenapa sih harus berburuk sangka ke orang yang tidak sama dengan normalnya kita? Tapi kalau di pikiran yang melintas adalah hal-hal positif soal itu, syukurlah. Berbaik sangka nggak nambah dosa.

Lama sudah aku ada di lingkungan dengan objek yang ada di awal kalimat tulisan ini. Orang yang lengannya penuh tattoo itu tidak ada jahat-jahatnya, tidak ada preman-premannya.

Seorang seniman super kreatif yang karyanya sudah dinikmati jutaan orang, movementnya untuk memberdayakan yang ada disekitarnya selalu jalan dan tak jarang justru didukung banyak pihak, membuka sekolah gratis untuk teman-teman yang tidak bisa ditampung minatnya oleh pendidikan pemerintah, memberikan semua ilmunya tanpa memberi lembar ijazah. Dia berkarya dan menjual karyanya bukan dari merugikan atau menyakiti orang lain.


Malu nggak udah mikir yang aneh-aneh?

Kadang gregeten sama secuil orang yang bisa-bisanya membenci, menghina, merendahkan, dan berprasangka buruk ke orang lain padahal belum pernah ketemu apalagi kenal secara langsung sama orang yang mereka benci, mereka hina, mereka rendahkan.

Untuk kamu yang dibenci sama secuil orang yang bener-bener belum kenal kamu, diemin aja orang-orang kayak gitu. Nanti kalau tau kenyataannya bahwa asumsi dia ternyata terbukti nggak benar, dia bakal malu sendiri.


Prasangka manusia itu ada dua jenisnya. Prasangka baik a.k.a khusnudzon dan prasangka buruk a.k.a su’udzon. Semoga kita termasuk orang-orang yang sering khusnudzon ketimbang su’udzon kepada setiap bab.




-SEEYOUU
When I See You (*)
Tidak ada komentar

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Dipersilakan kotori kolom komentarnya.
Terserah mau komen apa, tapi harus sopan ya!