Jumat, 08 Desember 2017

Dibaca Undergron

Logo London Underground
Underground lebih dipersepsikan sebagai musik yang ugal-ugalan, keras, bising, kasar, dan tidak senonoh. Sehingga banyak orang menilai kaum yang menyukai musik ginian adalah kaum anak nakal. Coba tanyakan pada mereka nakal mana penyuka atau penikmat musik ugal-ugalan berlirik blak-blak-an yang tampilannya seadanya ini atau mereka yang bertampilan, berkata manis tapi bukan dari hatinya melainkan hanya ingin merampas kuantitas saja. Apakah mereka benar-benar mengerti "undergound" itu sendiri? Apakah mereka mengerti tentang konsep dasar dan pengertian dari “Underground” ini? Kok meng-judge kalau ugal-ugalan, nakal, keras, dan yang jelek-jelek. Atau malah dia hanya seorang yang miskin ilmu pengetahuan dan rasis wawasan?

Eh iya, sebelum terjun jauh ke paragraf selanjutnya sebenarnya aku ingin menyampaikan soal indie –nya sih ditulisan ini. Pernah kan kalian denger tentang kata “musik indie”? kata “Band indie”? Nah, sebenarnya aku pengen nyampein lebih ke tentang indie –nya melalui tulisan yang berjudul dibaca undergron ini.

Oke kembali ke judul…

Sebenarnya "Underground" ini tidak hanya mengenai musik, melainkan sebuah movement dimana tidak terikat pada suatu korporasi yang mengikat. Movement ini bersifat sangat berbeda dengan pakem-pakem yang ada.

Pelaku atau orang atau kelompok atau band yang dikategorikan sebagai "Underground" adalah mereka yang memegang konsep etik D.I.Y (Do It Yourself). Memroduksi lagu bahkan album mereka dengan kerja keras mereka sendiri. Semua proses kreatif mereka lakukan sendiri dengan bebas, merdeka, berdiri sendiri, swadaya, swakarsa, swakarya tanpa tanpa adanya campur tangan produser besar.

Di media luar negeri, Counterpunch, yang pernah aku temui pernah dituliskan bahwa "Underground music is free media, because by working independently, you can say anything in your music and be free of corporate censorship".

Dan! ini tidak melulu soal musik lho… Film, Puisi dan Karya Sastra lainnya, Seni Rupa, dan Seni Tari. Semuanya dapat di kategorikan sebagai undergron, --indie, jika terdapat segi kebebasan dalam berekspresi dan etos D.I.Y (Do It Yourself).




***
Melihat banyaknya kids jaman now yang sangat antusias dengan lagu-lagu surat ‘cinta untuk starla’ dan ‘bukti’ –nya virgoun, lalu ‘akad’-nya payung teduh, aku kok tambah agak sedih. Karena kebanyakan generasi KJN ini sangat miskin wawasan dalam berbagai hal, mereka tampak ogah-ogahan untuk mengetahui asal muasal hal favorit mereka itu. Payung Teduh adalah contohnya, kids jaman now buanyak yang mengaku meyukai Payung Teduh dengan lagu-lagunya, tapi hanya sedikit sekali dari mereka yg benar-benar membongkar habis tentang musik yang mereka sukai itu. Baik dari asal-muasal aliran itu, sejarah bandnya, dan band-band apa saja yg dianggap sebagai pelopor aliran itu. 



Memiliki pengetahuan seperti itu sangatlah besar manfaatnya, salah satunya adalah kita akan mempunyai Basic dan Originalitas.


Coba tebak apa yang membuat Mas Is, pentolannya Payung Teduh, berkeputusan untuk pamit mundur dari band-nya? Yaa karena kelakuan seperti yang aku tulis dibawah tanda bintang 3 itu  tadi.


Yaudah yaa untuk menutup tulisan ini aku kasih video sepatah duapatahnya Mas Is. Disini


2 komentar :

  1. dosenku juga baru mbahas payung teduh. bahasannya hampir sama wkwk

    BalasHapus
  2. Wah pas banget ya mas, samaan bahasannya.

    BalasHapus

Dipersilakan kotori kolom komentarnya.
Terserah mau komen apa, tapi harus sopan ya!